Ekonomi

Budi: Kadishub Kota Serang Mundur Jika Tak Ada Solusi KM Banawa

Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi minta Kadishub Kota Serang, Maman Luthfi mundur dari jabatannya. Sebab pejabat itu dinilai tidak mampu memberi solusi pada kasus KM Banawa Nusantara 75, hibah Kemenhub yang akan dikembalikan dan jebloknya pencapaian target PAD dari parkir.

Budi menilai, harusnya kapal itu dimanfaatkan dengan baik untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Serang. Apabila Kadishub Kota Serang mengaku masih merugi ketika mengelola kapal secara profesional, maka harus dicari solusinya. Secara teknis menurut Budi, Dishub bisa bekerjasama dengan Disparpora Kota Serang kaitan pengembangan wisata.

“Harusnya kalau misalkan kalkulasinya masih merugi, itu yang harus dicari solusinya biar gak rugi. Kalau mau dikembalikan berarti itu gak mampu. Kalau gak mampu, Kadishub mundur aja. Kok malah dikembaliin, aneh. Harusnya dimaksimalkan adanya pemberian itu. Bisa bekerjasama dengan Disparpora untuk mengembangkan wisata,” kata Budi Rustandi, Ketua DPRD Kota Serang, Rabu (29/7/2020).

Budi mengaku tidak setuju KM Banawa Nusantara 75 itu dikembalikan ke Kemenhub RI yang memberikan hibah kapal. Seharusnya Kapal Banawa Nusantara 75 itu dirawat, dan dimanfaatkan dengan baik. “Pandangan saya tidak setuju, diberi hibah itu harusnya dirawat. Bukan dikembalikan,” ujarnya.

Baca:

Bisa Berunding DPRD

Selain itu, ketika tidak ada anggaran untuk merawat Kapal jenis wood boat berkpasitas mesin 33 GT itu, maka bisa diajukan. Termasuk ketika ada kendala dalam hal penarikan retribusi. Pemkot Serang bisa berunding dengan DPRD Kota Serang. Sehingga, solusinya dapat ditemukan.

“Kalau tidak ada anggarannya tinggal diajukan. Kalau ada kendala retribusi, nanti tinggal dibahas bersama,” paparnya.

Sebelumnya, Kabid Perhubungan Laut Dishub Kota Serang, Jhoni Manahan mengatakan akan mengembalikan KM Banwa Nusantara 75 ke Kemanhub RI sebagai pemberi hibah kapal tersebut. Kapal hibah itu yang diterima Pemkot Serang tanggal 23 Desember 2019 dinilai tidak efektif. Kapal itu boros BBM, tidak menguntungkan untuk dioperasikan sebagai kapal penumpang Karanghantu-Pulau Panjang atau sebaliknya.

Baca:

“Kapal hibah di Kota Serang itu kurang efektif. Dalam penggunaan BBM-nya boros, karena kapasitas mesinnya besar,” kata Jhoni belum lama ini.

Selain itu kata Jhoni, kapal itu seharusnya digunakan di perairan laut dalam. Sementara kondisi di Pelabuan Karangantu masih belum memungkinkan untuk digunakan karena mengalami pendangkalan. Sehingga, ketika akan dimajukan harus ditarik terlih dahulu.

Walikota Serang Syafrudin dalam menanggapi persoalan itu terkesan menyalahkan pihak Dishub. Sebab, Kapal KM Banawa 75 menghadapi beberpa persoalan. Diantaranya bahan bakar minyak (BBM) boros, dan kondisinya sudah rusak lantaran jarang dipergunakan mengangkut penumpang. Karena itu, Syafrudin lebih emilih sepakat dengan wacana pengembalian kapal.

“Saya juga tidak tahu itu kapal itu bukan baru, ternyata datang kesini kapal bosok itu, bukan kapal baru. Masa pemerintah Kota Serang menerima hibah dengan kondisi kapal yang sudah rusak, mestinyanya mah itu jangan diterima oleh Dishub Kota Serang,” ungkapnya.

Pandangan Walikota Serang Syafrudin memang berbeda antara pada saat peresmian serahterima kapal hibah dengan saat ini. Dirinya justru nampak seperti optimis pada saat itu. Karena kehadiran kapal dapat bermanfaat baik. Terlebih dapat dijadikan moda transfortasi untuk mengangkut penumpang, bahkan dapat membantu perekonomian masyarakat.

“Alhamdulillah, kita mendapat perhatian dari Kemenhub. Tentunya Pemerintah Kota Serang merasa senang dan merasa bangga. Insya Allah, mudah-mudahan kapal ini bermanfaat untuk masyarakat Kota Serang,” katanya saat peresmian serahterima Kapal di Pelabuan Karangantu pada Desember 2019 lalu. (Sofi Mahalali)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button