Sosial

Lagi Beras Bansos Terdampak Covid 19 di Cilegon Berbau Busuk

Lagi penerima bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon terdampak Covid-19 mengeluhkan bantuan beras yang berbau busuk dan tak layak konsumsi.

Yusak Handoyo, warga Kota Cilegon mendapat undangan mengambil bantuan sosial Covid 19 berupa sembako di Kantor Kelurahan Jombang.

Setelah di rumah dan dibuka, paket sembako terdiri dari sarden, kecap, mie instan, gula pasir dan beras. “Ternyata berasnya rusak dan tidak layak untuk konsumsi,” ujar Yusak.

Warga penerima sembako yang memiliki profesi sebagai buruh serabutan itu menyayangkan adanya bantuan beras tidak layak untuk dikonsumsi manusia. “Aroma dari beras busuk itu sangat menyengat dan lengket,” katanya.

Tidak Pantas

Warga Lingkungan Jombang Masjid, Kelurahan Jombang, Kecamatan Jombang juga mengaku kecewa atas bantuan yang dinilainya tidak pantas diberikan kepada warga.

“Saya sangat menyayangkam sekali, kenapa sampai seperti ini berasnya (tidak layak dimakan). Saya belum dapat info, apakah beras yang saya dapat ini, juga diberikan kepada warga Cilegon lainnya,” ungkapnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19, Ahmad Aziz Setia Ade Putra mengaku baru mengetahui kabar tersebut.

“Terkait berasnya seperti itu, teknisnya bisa tanya ke dinsos aja,” kata Azis.

Nelayan Suralaya

Sebelumnya, nelayan di Suralaya, Kota Cilegon, menolak bantuan sembako beras dari Program Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon. Alasannya beras itu bau apek dan dinilai tidak layak konsumsi.

Ketua nelayan Rukun Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Rebudin mengatakan, beras bantuan dari pemerintah untuk untuk dibagikan kepada 78 nelayan. Beras dinilai kurang bagus. Warna berasnya kuning, dan ketika dimasak dan dikonsumsi, tidak enak dan bau karung.

“Berasnya berwarna kekuningan dan ketika dimasak tercium bau apek. Makanya nelayan sepakat menolak dan mengembalikan beras bantuan itu kepada pemerintah. Masalah ini sudah disampaikan ke dinas, dan kami meminta diganti. Sayangnya sampai saat ini belum ada tanggapan,” ujar Rebudin, Senin (18/5/2020).

Dikatakan Rebudin, beras yang dibagikan beberapa waktu lalu sebanyak 78 karung, dan jumlah bantaun beras yang dikrimkan kepada warga nelayan, sebanyak 780 kilogram. Saat ini, para nelayan sudah mengumpulkan beras tersebut di sekretariat untuk dikembalikan ke pemerintah.

Kota Cilegon telah menganggarkan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp78 miliar. Perincianya dana Pemerintah Pusat Rp29 miliar lebih, dana APBD Provinsi Rp20 miliar lebih, dan dana APBD Kota Cilegon Rp28 miliar lebih. (yusvin)

Yusvin Karuyan

SELENGKAPNYA
Back to top button