HeadlineHukum

Tagar #Save TiangListrik Viral Di Medsos, Sindir Kecelakaan Setnov

Tagar #SaveTiangListrik menjadi viral di media sosial, terutama twitter dan facebook, setelah peristiwa kecelakaan Setya Novanto, tersangka korupsi KPT Elektronik dan Ketua DPR RI yang “menghilang” saat hendak ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumahnya  Jalan Wijaya XIII Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (15/11/2017).

Proses upaya penangkapan itu menjadi drama yang ditonton oleh masyarakat Indonesia melalui siaran langsung stasiun televisi. Akhirnya tim penyidik KPK pergi dari rumah Setya Novanto, sekitar pukul 02.30 WIB, Kamis (16/11/2017) tanpa membawa tersangka, hanya membawa berkas-berkas yang diduga berkaitan dengan kasus korupsi KTP Elektronik.

Seusai dikabarkan kecelakaan Setya Novanto, warganet pun ramai menyindir kejadian yang dirasakan sangat janggal. “Semoga kejadian ini tidak menyebabkan tiang listrik lainnya trauma untuk berdiri di pinggir jalan. Percayalah, kalian kuat, kalian terbuat dari baja, kalian tangguh. #SaveTiangListrik,” tulis Aria Kiswar Teguh (@kiswinar). Bahkan Ibnu Fikri_Horee (@ibnufikrihoree) mengupload foto-foto mobil Fornuter yang rusak parah setelah menabrak tiang listrik satu tahun lalu. “Kejadian kayak gini, alhamdulillah alis gua cuma rontok 3 biji. Keren aja si savety,” tulisnya.

Baca: Lagi KPK Tetapkan Setnov Tersangka Kasus KTP-EL

Sindiran lainnya dikemukakan akun JakSa (@masJaksa). “Semoga tiang listriknya tidak dijadikan tersangka percobaan pembunuhan pejabat tinggi!,” ujarnya. “Ah penonton kecewa, itu pemeran tiang listrik ga di kasting dlu apa, ditabrak ko diem aja, mana ekspresinya? Roboh ke, miring ke atau paling ga penyok gitu.  #SaveTiangListrik #AnotherDrama,” tulis BillyAndrea (@BillyAndrea9).

Sementar a itu, koridor di RS Medika Permata Hijau diberi pembatas. Sejumlaah aparat kepolisian dari Brimob melakukaan penjagaan ketat. Dokter Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dr Johannes Hutabarat, menyambangi Rumah Sakit Medika Permata Hijau, tempat Ketua DPR Setya Novanto dirawat akibat kecelakaan. Johannes tampak memasuki ruang perawatan Novanto di Lantai 3 ruang 323 sejak Jumat (17/7) pagi.

Johannes juga berbincang dengan dokter yang merawat Novanto, Dr H Bimanesh Sutarjo. Namun keduanya enggan berbicara kepada sejumlah awak media. Hingga pukul 9.00 WIB Johannes juga masih berada di dalam ruangan tersebut.

Johannes tampak keluar sesekali dari ruangan Novanto. Namun beberapa saat kemudian dia kembali memasuki ruang perawatan Novanto. Tiga penyidik terlihat masuk ke ruang Komite Medik bersama Bimanesh Sutarjo. Para penyidik pun tidak memberikan keterangan pada media.

Sejak semalam, Novanto dirawat di RS Medika Permata Hijau. Ia dirawat usai dikabarkan menabrak tiang listrik di Jalan Permata Hijau, Jakarta Selatan sekitar pukul 18.35 WIB, Kamis (17/11). Pengacara Novanto, Fredrich Yunadi sudah ditangani oleh petugas media RS medika.

Baca: KPK Minta Setnov, Tersangka Korupsi KTP-EL Menyerahkan Diri

Pengacara Setya Novanto (Setnov), Fredrich Yunandi menyebutkan tekanan darah kliennya relatif tinggi mencapai 190 saat terlibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Jalan Permata Hijau Jakarta Selatan pada Kamis sekitar pukul 19.00 WIB. “Dokter katakan tekanan darahnya dites 190,” kata Fredrich saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (17/11) malam.

Fredrich menyatakan tersangka dugaan tindak pidana korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik itu memiliki riwayat penyakit vertigo atau gangguan pada bagian kepala. “Apalagi belakangan ini banyak tekanan,” ujar Fredrich. Fredrich mengatakan Setnov menjalani perawatan di lantai tiga salah satu rumah sakit di kawasan Permata Hijau Jakarta Selatan usai terlibat kecelakaan kendaraan tersebut. Fredrich mengaku menerima informasi kliennya tabrakan lalu lintas setelah dihubungi ajudan Setnov melalui telepon selular.

Menurut Fredrich, Setnov terlibat tabrakan ketika menuju salah satu stasiun televisi dan hendak ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna memberikan keterangan. (IN Rosyadi)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button