Lingkungan

Tambang Emas Liar di TNGHS Berjumlah Ratusan

Tambang emas liar di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) berjumlah ratusan lubang di sebagian wilayah Kabupaten Lebak. Demikian disampaikan Siswoyo, Kepala Seksi Pengawasan Wilayah Lebak TNGHS, Sabtu (11/1/2020).

Siswoyo mengemukakan catatan yang dimilikinya tahun 2018, untuk resort Cibedug ada 70 tambang emas, lalu resort Panggarangan ada 107, Gunung Bedil 16, dan Cisoka 121 lubang. Kemudian data di tahun 2019, lubang tambang emas yang beroperasi untuk resort Cibedug 70, Panggarangan 40, Gunung Bedil 7, dan Cisoka 78.

Ada juga tambang galian kosong yang sudah tidak digali oleh para ‘bos emas‘. Untuk tahun 2018 di resort Cideug ada 18 dan Panggarangan berjumlah 31 lubang. Kemudian di tahun 2019, untuk resort Cibedug sebanyak 34, Panggarangan 78, dan Gunung Bedil sembilan lubang.

“Terdapat kegiatan penambangan emas tanpa ijin (PETI) dengan luasan terdampak kegiatan sekitar 178 hektare. Adanya garapan berupa sawah dan kebun masyarakat di areal kawasan taman nasional dengan luasan sekitar 161 hektare. Luas areal terbuka kawasan TNGHS, dari Cibuluh sampai dengan Muhara, 4.044,86 hektare, PETI dan garapan masyarakat,” kata kepala seksi Lebak, kawasan TNGHS.

Baca:

Rawan Longsor

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDAS HL) tahun 2014, yang dikirimkan Siswoyo, berdasarkan peta kerawanan longsor bahwa kawasan TNGHS terutama di lokasi kejadian termasuk kriteria sangat rawan.

“Jenis tanah di Kabupaten Lebak terutama di kawasan TNGHS adalah Podsolik dan Latosol yang memiliki tekstur tanah peka terhadap erosi. Berdasarkan peta kerawanan longsor yang bersumber dari Ditjen PDAS HL tahun 2014, bahwa kawasan TNGHS terutama di lokasi kejadian termasuk kriteria sangat rawan,” jelasnya.

Menurut Siswoyo, Sungai Ciberang yang meluap, hulunya berada di daerah Cibuluh, Desa Cisarua, Kecamatan Suka Jaya, Kabupaten Bogor, Banten. Aliran sungai lainnya, Sungai Ciear, Sungai Cikutawungu, Sungai Ciladaeun, dan Sunga Cihinis, bertemu di Sungai Ciberang, tepatnya di Kampung Muhara, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, yang menjadi wilayah terparah terjadinya longsor dan banjir bandang.

Total panjang sungai yang terdampak banjir bandang dan longsor sepanjang 38,9 Km, “Terdapat 35 titik longsor yang menutupi sepanjang aliran Sungai Ciberang dan empat sungai lainnya, sehingga menumpuk dan membawa material tanah, batang pohon, material bangunan rumah, jembatan yang terbawa longsor, dan material lainnya dari mulai hulu sungai Blok Cibuluh sampai dengan hilir Kecamatan Sajira dengan panjang sungai sekitar 38,9 Km,” terangnya. (Yandhi Deslatama)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button