News

Teknologi AI Punya Dampak Buruk, Bisa Lampui Otak Manusia ?

Teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan membawa manfaat yang signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk pendidikan. Namun teknologi ini juga bisa membawa dampak buruk.

Teknologi AI mampu membantu tugas manusia dalam segala bidang. Pada bidang pendidikan, kecerdasan membantu tugas guru dan juga semakin memudahkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Kecerdasan buatan diperkenalkan oleh John McCarthy pada tahun 1956 dalam acara Dartmouth Conference. Dia merupakan seorang profesor dari Massachusetts Institute of Technology. Pada konferensi tersebut John menjelaskan.

Kecerdasan buatan adalah bagaimana mengetahui dan memodelkan proses – proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia,”

Jadi, secara sederhana AI bisa didefinisikan sebagai proses simulasi kecerdasan manusia di sebuah mesin yang sudah diprogramkan melalui sistem komputer.

Secara umum, adanya teknologi AI seperti yang dikemukakan Winston dan Prendergast (1984) bertujuan untuk :

  • Membuat mesin menjadi lebih pintar
  • Memahami apa itu kecerdasan
  • Membuat mesin lebih berguna

Sementara itu, Pelopor kecerdasan buatan, Geoffrey Hinton menyebut bahwa teknologi AI memiliki dampak buruk terhadap kehidupan manusia.

Tak hanya itu, Geoffrey Hinton meninggalkan Google pada April lalu, begitu mengetahui betapa mengerikannya teknologi AI.

Lebih lanjut, Hinton juga menyakini dengan potensi bahaya kecerdasan buatan di masa depan lantaran dapat melampaui kemampuan otak manusia.

“Lihatlah bagaimana lima tahun yang lalu dan sekarang. Ambil bedanya dan sebarkan ke depan. Itu menakutkan,” tutur Hinton.

Hinton mengatakan, saat ini perusahaan berlomba memanfaatkan sistem AI yang kuat dan berpotensi menjadi makin bahaya.

Google dan raksasa teknologi lainnya telah terlibat dalam persaingan yang meenurut Hinton tak mungkin dihentikan, demikian seperti dikutip dari TechSport, Senin (15/05/2023).

“Sebenarnya saya pergi agar saya bisa bicara tentang bahaya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana dampaknya terhadap Google. Google telah bertindak sangat bertanggung jawab,” tulis Hinton dalam akun Twitter pribadinya @geoffreyhinton.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button