Wagub Andika Minta Presiden Prioritaskan Banten Soal Distribusi Vaksin
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, meminta Presiden Jokowi untuk memasukan Provinsi Banten dalam daftar lis prioritas pendistribusian vaksin Covid-19.
“Pas kemarin Presiden ke sini (Banten-red), kita usulkan agar Banten diprioritaskan dalam distribusi vaksin,” ucap Andika saat meninjau vaksinasi mahasiswa, di Kampus UIN Banten, Kota Serang, Rabu (22/9/2021).
Andika berharap, pemerintah pusat agar tidak hanya memprioritaskan wilayah Daerah Khusu Ibukota (DKI) Jakarta, akan tetapi daerah penyangganya pun harus diperhatikan soal kuota vaksinnya. khususnya wilayah Tangerang Raya.
“Jadi bukan hanya di DKI saja, karena kita daerah penyangganya. Jadi, misal kalau di DKI 5 juta (vaksin-red), maka di Banten juga 5 juta, jangan 20 ribu atau 10 ribu,” katanya.
Pria yang akrab disapa Aa ini mengatakan, jangan sampai target vaksinasi di DKI Jakarta selesai, tidak diikuti oleh daerah penyangganya. Karena menurutnya akan berpengaruh pada penanganan pandemi Covid-19 di lapangan.
“Kan ini DKI dikasih full, sementara Tangerang Raya tidak. Kan tidak seimbang. Jangan sampai Jakarta selesai sendiri dari targetnya,” ungkapnya.
Andika menyebutkan, total vaksinasi di Provinsi Banten untuk dosis pertama mencapai 45 persen, dan dosis kedua mencapai 23 persen.
“45 persen dosis pertama dan 23 persen dosis kedua. Karena distribusi dari pemerintah pusat terbatas,” ucapnya.
Andika mengaku, untuk target vaksinasi di Banten sebanyak 9 juta dosis. Sementara vaksin baru di drop ke Banten sebanyak 8,5 juta vaksin.
“Jadi kita percepat apabila distribusi dari pusat sudah masuk. Setiap hari progres vaksinasinya meningkat,” pungkasnya.
Sekedar informasi, dilansir dari web Dinkes Provinsi Banten. Data sebaran Covid-19 di Banten per 22 September 2021, sebagai berikut.
Data kontak erat sebanyak 136.504 , adapun rincian masih menjalani karantina sebanyak 12.065, mangkir dari pemantauan 26, dan discarded 124.413 orang.
Kasus Konfirmasi sebanyak 130.992, masih dirawat 820, sembuh 127.511, dan meninggal 2.661 orang.
Kasus suspek 52.891 orang, masih dirawat 3.285, dan discarded 49.606 orang.
Sementara untuk kasus probable 63 orang,masih dirawat 3 orang, dan meninggal dunia 60 orang. (Reporter : Hendra Hermawan / Editor : Sofi Mahalali)