Alur Produksi MBG Disoroti Atas Dugaan Keracunan di SMPN 1 Kramatwatu
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Serang, Provinsi Banten, menemukan beberapa aspek yang perlu diperbaiki antara lain alur produksi MBG atau makan bergizi gratis dalam pelaksanaan di Kabupaten Serang, menyusul dugaan kasus keracunan di SMPN 1 Kramatwatu.
Kepala BBPOM Serang, Mojaza Sirait di Serang, Kamis (4/9/2025) mengungkapkan bahwa dari hasil pendampingan yang dilakukan, ada sejumlah evaluasi yang perlu segera ditindaklanjuti oleh penyelenggara program.
“Dari hasil pengawalan, ada memang beberapa hal yang harus diperbaiki, misalnya alur produksi agar lebih tertib. Kemudian operasional personel juga harus ditingkatkan,” katanya.
Temuan ini mengemuka saat BBPOM melakukan pendampingan terkait laporan dugaan keracunan makanan yang dialami siswa. Kendati demikian Mojaza menegaskan penyebab pasti kejadian tersebut masih menunggu hasil uji laboratorium yang dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.
Ia menekankan peran BBPOM dalam kasus ini adalah sebagai pendamping untuk perbaikan sistem, bukan melakukan penindakan hukum.
“Kami menyebutnya pengawalan atau pendampingan, bukan pengawasan. Fungsi kami adalah mencegah jangan sampai terjadi kejadian luar biasa keracunan pangan,” kata Mojaza.
Menurutnya, dapur MBG sejatinya telah memiliki standar yang disetujui Badan Gizi Nasional (BGN). Namun disiplin dalam menjalankan standar tersebut, lanjut dia, harus terus diperkuat melalui edukasi berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut di lapangan, BBPOM telah memberikan edukasi singkat kepada para pekerja mengenai cara mengolah makanan yang aman dan terhindar dari tiga jenis cemaran, yaitu kimia, fisik, dan biologi, untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Sebelumnya, sebanyak tiga siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengalami gejala keracunan makanan yang diduga setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) (Baca: 3 Siswa SMP Negeri 1 Kramatwati Diduga Keracunan Makanan dari Program MBG).
Wakil Kepala SMPN 1 Kramatwatu, Faidul Ulum di Serang, Rabu (3/9/2025) mengatakan bahwa pihak sekolah sempat mendapati salah satu menu, yakni telur, mengeluarkan aroma tidak sedap sebelum dibagikan.
“Kemarin itu saya coba dulu, ada menu telur yang sudah basi. Saya coba makan, tapi karena kondisi saya sehat jadi tidak masalah,” katanya seperti yang disiarkan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara yang dikutip MediaBanten.Com. (Oleh Desi Purnama Sari – LKBN Antara)











