Delay System, Jurus Kapolda Banten Urai Antrean Kendaraan Pemudik di Merak
Delay System, begitu Kapolda Banten, Irjen Pol Abdul Karim menyebut sebuah strategi untuk mengantisipasi dan mengurai kepadatan dan antrean kendaraan pemudik Lebaran melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak.
Hinggi Minggu siang (7/4/2024), antrean kendaraan pemudik Lebaran itu sudah menapai 19 Kilometer dari dermaga pelabuhan hingga antrean di jalan tol Tangerang – Merak. Antrean itu belum menunjukan tanda-tanda untuk surut.
Kapolda Banten, Irjen Pol Abdul Karim kepada wartawan di Merak mengatakan, delay system adalah menahan arus kendaraan dengan cara dimasukan ke dalam kantong-kantong parkir atau lokasi yang telah ditentukan.
Pelaksanaan “delay system” dibagi di beberapa titik, dimulai dari gerbang tol Cikupa, area peristirahatan KM 43 A, area peristirahatan KM 68 A, maupun ruas Jalur Cikuasa Atas sebelum “flyover” Merak.
“Delay system” pada ruas Jalur Cikuasa Atas dimaksudkan agar tidak mengganggu aktivitas warga lokal, karena hanya terdapat satu akses jalan yang menuju ke pelabuhan dan itu juga digunakan masyarakat sekitar Pelabuhan Merak.
Langkah lain, pihaknya juga membantu petugas pelabuhan menyiapkan “buffer area” atau tempat transit kendaraan sebelum memasuki kawasan Pelabuhan Merak, supaya kendaraan pemudik yang menunggu antrean menaiki kapal, tidak menimbulkan kemacetan.
“Sudah kami optimalkan. Bahkan sampai tadi juga kami sampaikan kapal pun kami jadikan sebagai “buffer area”. Jadi, kapal sambil menunggu di Bakauheni untuk bongkar, itu pun kami gunakan sebagai tempat transit. Jadi ada 56 kapal, kami gunakan semuanya,” kata Abdul.
Langkah lain lagi, pihaknya menerapkan pembatasan bagi pemudik yang melalui Merak hanya yang menggunakan mobil pribadi dan bus. Sedangkan angkutan barang mulai golongan VI, VII, VIII sampai IX, semua dialihkan ke Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ).
“Ini sebagai salah satu upaya untuk membantu meringankan volume kendaraan yang akan memasuki Merak ini, sehingga saya rasa kepadatan ini sudah tidak terlalu panjang lagi kayak tadi sore. Sudah kami optimalkan,” kata Abdul.
Kapolda Banten berharap masyarakat bisa mengatur penjadwalan untuk mereka berangkat, sehingga bisa mengantisipasi kejadian serupa lebih awal.
Caranya dengan membeli tiket penyeberangan Merak-Bakauheni setelah tanggal 8 April di rumah, sebelum merencanakan mudik.
Kapolda Banten, Irjen Pol Abdul Karim meminta pemudik Lebaran yang hendak menyeberang ke Sumatera tidak datang ke Pelabuhan Merak jika belum mendapatkan tiket yang dipesan melalui online. Pelabuhan tidak melayani penjualan tiket secara offline atau jual tiket di tempat.
Jika pemudik Lebaran nekat datang, bisa diyakini bahwa mereka akan terlantar di pelabuhan karena tidak bisa naik ke kapal feri atau penyeberangan. Ini menyebabkan situasi pelabuhan semakin sulit.
Kapolda Banten membenarkan pihanya menerima laporan bahwa kuato tiket penyeberangan dari Merak ke Bakauhuni sudah terjual habis dan tidak akan dijual lagi sampai keberangkatan dimulai tanggal 9 April.
Abdul Karim mengatakan kesulitan di Merak saat ini yaitu para pemangku kepentingan (stakeholder) tidak dapat memprediksi berapa jumlah pemudik yang akan tiba di pelabuhan. Sedangkan ritme kedatangannya itu harus bisa disamakan dengan kapasitas kapal yang akan bergerak.
“Karena kapasitas kapal juga terbatas, dermaganya juga terbatas, sedangkan kendaraan yang masuk ada puluhan ribu,” kata Kapolda Banten.
“Ini tadi dari ASDP sendiri langsung mengambil alih sistem penjualan tiket secara manual ini. Hanya malam ini saja kami siasati, kami sepakati, jadi malam ini saja, besok kami akan evaluasi lagi persoalan seperti ini,” kata Abdul pula.
Dia mengatakan sebagai tahap awal penjualan tiket alternatif itu akan dibuka di konter tiket ASDP dengan kuota sekitar 200 tiket.