Ekonomi

Kesemrawutan Mudik di Pelabuhan Merak, ASDP Terkesan Salahkan Pemudik Tanpa Tiket

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi terkesan menyalahkan 19.700 kendaraan yang datang ke Pelabuhan Merak tidak sesuai jadwal dan pemudik tanpa tiket yang mengakibatkan berubahnya seluruh sistem layanan dan kerja arus mudik Lebaran 2024.

Dirut PT ASDP Indonesia Ferry mengatakan, antrean pengguna jasa feri di Pelabuhan Merak pada puncak arus mudik, Sabtu (6/4) malam, terdiri atas 19.700 kendaraan yang datang tidak sesuai jadwal tanpa tiket dan sekitar 22.300 kendaraan yang datang sesuai jadwal pada tiket.

“Mungkin bisa bayangkan. Ini mirip ketika di jalan tol ada yang tidak punya kartu uang elektronik. Kalau tidak dilayani maka di belakangnya akan berefek yang berantai, panjang, menjadi ketidaknyamanan yang lebih panjang. Maka kami harus melakukan sesuatu,” kata Ira kepada awak media dalam konferensi pers di Pelabuhan Merak Selasa (9/4/2024).

Ira mengatakan tidak mau ke depan level pelayanan yang diberikan ASDP di Cabang Merak, Banten, kepada 68 persen pengguna jasanya yang sudah datang sesuai jadwal pada tiketnya, berubah.

“Kalau 19.700 kendaraan dalam satu hari, maka tentu saja Service Level Agreement (SLA) atau level pelayanan kami menjadi berubah, waktu tunggunya menjadi sangat panjang. Dengan demikian kami akan evaluasi,” kata Ira.

Di Merak, kuota penjualan tiket yang ditetapkan ASDP sehari-hari hanya 24 ribu sampai 25 ribu kendaraan. Tapi total pemudik yang menyeberang pada H-4 lebaran, Sabtu, hampir dua kali lipatnya, yaitu sekitar 42 ribu. Karena 19.700 kendaraan, terjadi “stretching capacity”.

“Dengan demikian tantangannya adalah “stretching capacity” yang banyak sekali. Dibandingkan 2023 yang sekitar 38 ribu saja, maka satu hari yang menyeberangkan tertinggi adalah di musim angkutan lebaran tahun ini,” kata Ira.

Untuk kebaikan bersama, saat itu seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) Pelabuhan Merak dan Ciwandan, termasuk regulator yaitu Pemda dan Polda, memutuskan 19.700 kendaraan itu diseberangkan.

Kemudian mengoperasikan 47 kapal hilir-mudik Merak-Bakauheni di Banten, menerapkan skema-skema pengaturan keberangkatan untuk mengurai kepadatan yang terjadi di dermaga pelabuhan, dan lain-lain.

“Tetapi dengan catatan, ada level pelayanan yang menjadi berkurang ya. Seharusnya menunggunya tidak selama ini,” kata Ira.

Kepadatan pun akhirnya terurai, sehingga Senin (8/4) kemarin, pelabuhan dalam keadaan lengang. Operasinya sangat sepi dibandingkan dua hingga tiga hari sebelumnya.

Ke depan, Ira meminta pemudik yang sekarang sudah berada di kampung halaman segera membeli tiket balik mulai sekarang dan mengatur ulang jadwal keberangkatannya.

Dengan demikian pada saat arus balik nanti, “stretching capacity” di pelabuhan tidak sebesar saat arus mudik dan perjalanan pulang ke Pulau Jawa menjadi lebih nyaman dibandingkan saat keberangkatan. (Abdu Faisal – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button