Mozaik

Ponpes di Lebak Kaji Kitab Kuning Sych An Nawawi Selama Ramadhan

Sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Lebak selama Ramadhan 2025 mengkaji kitab kuning karangan Syech An Nawawi Al-Bantani yang wafat di Makkah pada 1317 Hijriah.

“Kami mewajibkan santri mengkaji dan memperdalam kitab karangan An Nawawi Al-Jawi Tanara Banten tentang tauhid dan tasawuf karena sangat mendasar,” kata Pimpinan Ponpes Al Abrar, KH Ahmad Hudori di Lebak, Minggu (2/3/2025).

Pengkajian kitab karangan Syech An Nawawi di antaranya Kitab Ukudul Zain, Kitab Sulamun Taufik, dan Tanqihul Qaul dan Kitab Murokil Budiah.

Kitab karangan Syech An Nawawi tersebut untuk memperdalam dan memperjelas tentang tauhid, fiqih, dan tasawuf sebagai dasar ibadah kepada Allah SWT.

Ia bersama puluhan santri mengkaji kitab itu setelah Shalat Dzuhur hingga sore hari selama Ramadhan.

Dalam pengkajian kitab tauhid, fikih dan tasawuf itu para santri menggunakan tinta untuk mengisi makna dan arti dalam huruf Arab gundul tanpa tanda patah, doma, dan kasrah.

Penyampaian kitab tersebut dengan lughoh (membaca) menggunakan Bahasa Jawa Serang dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan Sunda.

Manfaat pengkajian kitab tauhid, kata dia, agar kehidupan santri bisa mematuhi tentang keimanan, ketaqwaan kepada Allah juga memiliki sikap sopan santun, adab, dan hubungan baik terhadap sesama manusia serta lingkungan.

Kitab fiqih, lanjutnya, bagaimana membangun rumah tangga suami isteri dapat mewujudkan sakinah mawadah juga bagaimana tata cara melaksanakan ibadah yang benar, seperti wudhu, adzan, shalat, siwak, dan lainnya.

Sedangkan, tasawuf yang lebih dikenal sebagai sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagiaan abadi.

“Saya kira pengkajian kitab tauhid, tasawuf dan fiqih sangat penting bagi santri untuk menambah pengetahuan dan bisa dikembangkan kepada masyarakat,” katanya.

Begitu juga pimpinan Ponpes Almaqro Bani Saud Rangkasbitung Lebak Ustadz Hilmi Wahidin mengatakan pihaknya setiap Ramadhan mengkaji Kitab Murokil Budiah untuk mendalami ilmu fiqih, tauhid, dan akidah Islam.

Saat ini, kata dia, pihaknya menerangkan pembahasan tentang seorang lelaki belajar ilmu agama untuk memperoleh kebahagiaan.

“Kami berharap santri dengan pengkajian kitab kuning karangan Syech An Nawawi dapat meningkatkan kompetensi ilmu-ilmu fikih, tasawuf, tauhid hingga akidah,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Harian Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak Badrusalam mengatakan pengkajian kitab-kitab karangan Syech An Nawawi pada bulan Ramadhan sudah menjadi kebiasaan di berbagai ponpes di daerah ini.

“Mereka memperdalam kajian kitab tauhid, tasawuf, tafsir, dan fiqih untuk memperkuat dan meyakini keimanan dan ketakwaan kepada Allah,” katanya. (Pewarta : Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Iman NR

Back to top button