News

Sembuh Dari Kanker Tulang, Gadis Situregen Rintis Fashion dan MUA

Delapan tahun sudah wanita asal Kampung Cisiih, Desa Situregen, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sembuh dari kanker tulang. Gadis bernama lengkap Rofifah Juniandar (23), kini membuktikan, keterbatasan fisik bukan halangan untuk terus berkarya.

Ofi sapaan akrabnya menceritakan mampu melepaskan diri dari keterpurukan. Bahkan dia kini menapaki karir di dunia fashion, make up artis (MUA), dan mengikuti beberapa kegiatan.

Gadis yang sempat mengenyam pendidikan desain mode dan busana di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu mengaku, peran orang tua menjadi motivasi terbesar dalam hidupnya untuk segera sembuh dan bangkit.

“Yang paling memotivasi adalah orang tua dan keluarga. Itu yang membuat aku untuk tidak lemah. Ofi harus bangit, dari situ terus berusaha dan belajar. Karena aku memiliki keinginan sembuh, ingin beraktifitas lagi seperti teman-teman lainnya. Ingin melanjutkan sekolah,” katanya dengan tersenyum, saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/5/2020).

Gejala

Ofi menceritakan, gejala kanker tulang di kakinya mulai dirasakan pada tahun 2008. Rasa pegal-pegal di bagian paha sering dirasakan saat malam datang menjelang tidur. Pada 2009 kedua orang tuanya membawanya ke dokter di daerah Kecamatan Bayah. Hasilnya, dokter menduga ada tumor di bagian tubuhnya.

“Saat itu memang aku belum mengetahui penyakitnya. Namanya masih anak-anak, dipikiran hanya main, sehingga harus banyak di rumah aja, rasanya bosen. Jadi waktu itu pas masih SD aku banyak ngeluh, dan memiliki pemikiran sampai kapan seperti ini saja,” ucapnya sembari menghela nafas.

Untuk pengobatan lebih lanjut, Kata Ofi, orang tuanya membawa berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Namun, pengobatan tak kunjung menujukan perubahan. Dalam jangka waktu empat tahun, dia harus menjalani operasi sebanyak tujuh kali.

Beruntung kata Ofi, pada saat pengobatan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Mulai dari menggunakan Jamkesda, bantuan dari jalinan kasih, dan yayasan kanker khusus anak serta bantuan dari para dokter.

Kenyataan Pahit

Ofi mengaku harus menerima kenyataan divonis kanker tulang. Saat itu dia baru berusia sekitar sebelas tahun. Saat beranjak usia ke 14 tahun pada 2011, dia harus merelakan bagian kaki sebelah kanan diamputasi. Hal itu merupakan salah satu pilihan dalam pengobatan secara medis untuk bisa sembuh dari penyakit kanker tulang.

“Sebenarnya dokter kasih dua pilihan agar sel kankernya tidak berkembang. Yang pertama operasi kembali pengangkatan sel, kemudian kedua dan sekaligus menjadi jalan terakhir yaitu diamputasi. Tapi aku pilih diamputasi,” ujar wanita dua bersaudara itu.

Ofi menyadari, keputusan itu memang berat. Terlebih, Ofi sempat merasa drop ketika kenyataan pahit itu harus diterimanya. Bahkan, gadis kelahiran 15 Juni 1997 itu mengaku sempat tak berani bergaul dengan orang lain seusai diamputasi.

Ketika saudara dan temannya menjenguk, mereka hanya bisa melihat dari celah tirai kamar yang terbuka sedikit. Namun apalah daya, hanya kepada sang maha kuasa lah dia berdoa agar tetap diberi kekuatan, dan kesabaran dalam menjalani hidup.

Cobaan Berat

“Ya Allah kenapa harus aku yang menerima cobaan yang seberat ini,” ungkap Ofi menceritakan keluhannya ketika masih mengidap kanker tulang.

Setelah dinyatakan sembuh, Ofi berharap, dapat membuat orangtuanya bahagia. Dia tengah merintis dan usaha dalam berbagai bidang, salah satunya make up dan membuka butik.

Ofi berpesan, bagi para penyintas kanker agar tidak patah semangat dan berjiang untuk dapat sembuh. Kesembuhan bukan sesuatu yang mustahil. Yang terpenting, jangan pernah berhenti untuk berjuang. Sebab, ada banyak hal luar biasa yang bisa dilakukan setelah sembuh nanti.

“Buat teman-teman tetap selalu mencintai dan menyayangi diri sendiri, dengan cara terus berpikir positif, dan melakukan hal-hal yang positif. Teman-teman gak pernah sendirian. Sebab di luar sana ada yang sama sedang berjuang, dan ada banyak pula yang berhasil melewati masa sulit. Tetap semangat teman-teman,” pungkasnya. (Sofi Mahalali)

Iman NR

Back to top button