W Hari Pamungkas: Dari Stabilitas Fiskal ke Reformasi Birokrasi
Dalam lima tahun terakhir, pengelolaan keuangan daerah Kota Serang menunjukkan transformasi yang signifikan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengalami stabilitas fiskal dan tumbuh dari kisaran Rp1,3 triliun pada 2019 menjadi lebih dari Rp1,6 triliun pada 2024.
Tidak hanya dari sisi nominal, perubahan lebih nyata terlihat pada orientasi belanja daerah yang mulai berpihak pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan digitalisasi layanan publik.
Namun, satu capaian paling krusial dalam tubuh birokrasi Kota Serang adalah meningkatnya kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam rentang waktu tiga tahun terakhir, PAD Kota Serang melonjak hampir dua kali lipat.
Tahun 2023, PAD tercatat sekitar Rp216 miliar, dan pada awal 2025 diproyeksikan menyentuh angka Rp452 miliar, menuju target ambisius Rp600 miliar pada 2026.
Capaian tersebut tidak lepas dari tangan dingin W Hari Pamungkas, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Serang, yang kini menjadi sosok sentral dalam ikhtiar penguatan fiskal daerah.
Ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas Peningkatan PAD oleh Wali Kota Serang, W. Hari Pamungkas memimpin lompatan reformasi sistem perpajakan daerah melalui kombinasi pendekatan teknologi, transparansi, dan apresiasi.
Inovasi dia dalam menghadirkan sistem digital seperti Amanah dan aplikasi I SIM untuk memudahkan layanan pajak daerah bukan hanya mempermudah akses, tetapi juga membangun budaya kepatuhan fiskal yang partisipatif,” ujar Dr Ronny Yudhi Septa Priana, akademisi dari FISIP Untirta.
Roni menambahkan, salah satu bentuk keunggulan kepemimpinan Hari Pamungkas terletak pada kemampuannya menjembatani kebijakan fiskal dengan kesadaran publik.
Lewat program unggulan seperti Anugerah Pajak Daerah dan Bulan Panutan Pajak, ia secara konsisten membangun kultur apresiatif yang mendorong kolaborasi antara pemerintah dan wajib pajak, sekaligus membuat stabilitas fiskal untuk ke depannya.
Anugerah Pajak Daerah menjadi ajang penghargaan tahunan bagi pelaku usaha dan warga yang taat pajak, sementara Bulan Panutan Pajak menjadi momentum edukatif yang memperkuat kesadaran kolektif terhadap pentingnya kontribusi fiskal bagi pembangunan daerah.
Lebih jauh, keberhasilan reformasi dan membangun stabilitas fiskal di era kepemimpinannya juga tercermin dari capaian elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dari sisi pendapatan.
Jika pada tahun 2023 transaksi masih didominasi oleh sistem manual sebesar 70% dan digital hanya 30%, maka pada tahun 2024 komposisinya berbalik: 73% transaksi telah dilakukan secara digital, dan hanya 27% yang masih manual. Ini menjadi indikator kuat keberhasilan digitalisasi tata kelola keuangan yang selama ini ia dorong secara konsisten.
Kepemimpinan strategis tersebut kini menjadi bahan pertimbangan publik untuk mendorong Hari Pamungkas sebagai kandidat kuat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang.
Dalam jajak pendapat yang diselenggarakan oleh komunitas kebijakan publik TEKO (Taman Kota Serang), W. Hari Pamungkas memperoleh dukungan tertinggi dari masyarakat.
Dari 469 responden, 86% menyatakan setuju Hari Pamungkas menjadi Sekda Kota Serang, dan hanya 14% yang tidak setuju. Angka ini jauh meninggalkan dua kandidat lainnya: Iwan Sunardi (16% setuju, 84% tidak setuju dari 235 responden) dan Wahyu Nurjamil (38% setuju, 62% tidak setuju dari 660 responden).
Melihat hasil tersebut, Roni menilai ada gelombang kuat di tengah publik yang mendambakan sosok birokrat teknokratis dengan rekam jejak nyata dan keberhasilan terukur.
“W. Hari Pamungkas bukan hanya memahami angka, tapi mampu mengubah angka menjadi kerja nyata yang dirasakan masyarakat. Ia sosok yang layak memimpin tata kelola birokrasi secara lebih luas sebagai Sekda,” ungkapnya.
Dalam konteks Kota Serang yang terus berkembang sebagai ibu kota Provinsi Banten, tantangan tata kelola daerah ke depan akan semakin kompleks.
Dibutuhkan figur yang bukan hanya paham teknis, tetapi juga mampu menerjemahkan visi daerah ke dalam sistem kerja birokrasi yang lincah, akuntabel, dan inklusif. Figur tersebut, saat ini, sedang tumbuh dari dalam sistem—dan masyarakat sudah memberi isyaratnya.
W. Hari Pamungkas adalah karakter visioner dalam gagasan, sistematis dalam perencanaan, kolaboratif dalam pelaksanaan, dan konsisten dalam hasil.
Ia bukan hanya pemimpin birokrasi yang menguasai teknis fiskal dan regulasi, tetapi juga reformis yang mampu menyusun langkah strategis untuk membawa Kota Serang ke era birokrasi modern yang efektif, responsif, dan berpihak pada masyarakat.
Dengan rekam jejak yang telah terbukti, Hari Pamungkas tidak hanya layak menjadi Sekda Kota Serang—ia dibutuhkan. (IN Rosyadi)











