Akibat Cuaca Buruk, Batik Air Terpaksa Mendarat di Bandara Patimura
Pesawat terbang Batik Air Nomor ID 6196 rute Bandara Sultan Hasanudin, Makasar menuju Bandara Domine Eduard Osok, Papua Barat terpaksa mendarat di Bandara Patimura, Ambon, Sabtu (3/3/2018). Haserupa juga terjadi pada penerbangan dengan nomor IW 1511 tujuan Bandara Torea Fakfak, juga mendarat di Ambon.
Pengalihan pendaratan itu disebabkan cuaca buru (bad weahter) di Sorong. Cuaca buruk ini menyebabkan jarak pandang menjadi pendek, sehingga tidak memenuhi syarat untuk melakukan pendaratan maupun lepas landas.
Danang Mandala Prihatono, Corporate Communication Lion Air Group mengatakan dalam siaran pers yang diterima MediaBanten.Com, Sabtu (3/2/2018), kondisi ini merupakan force majeure, kejadian atau keadaan yang terjadi diluar kemampuan sumber daya manusia dan perusahaan. Lion Air Group akan meminimalisir dampak yang timbul dari kondisi ini pada rute berikutnya.
Berdasarkan perkembangan terkini, pengalihan pendaratan tersebut berpotensi menyebabkan keterlambatan penerbangan (delay) pada penerbangan selanjutnya. Batik Air menyampaikan rute dan pelanggan yang terkena dampak adalah rute Sorong – Makassar – Surabaya. Untuk Wings Air yaitu Sorong – Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat (KNG) – Sorong.
Baca: Lion Air Group Terapkan Perubahan Harga Tiket Mulai 1 April 2018
Wings Air dengan nomor IW 1296 rute Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang (KNO) ke Bandar Udara Internasional Silangit, Tapanuli Utara (DTB), kembali ke bandar udara keberangkatan (return to base/ RTB) disebabkan cuaca buruk. Hal ini menyebabkan keterlambatan terbang Wings Air penerbangan IW 1216 dari Kualanamu menuju Bandar Udara Aek Godang, Tapanuli Selatan (AEG) dan dari Kualanamu IW 1258 ke Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Pinangsori, Tapanuli Tengah (FLZ) pergi pulang (PP).
Situasi dikarenakan cuaca buruk di Bandung mengakibatkan Wings Air flight number IW 1289 dari Bandar Udara Radin Inten II, Tanjung Karang, Lampung (TKG) tujuan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung (BDO) dan flight IW 1855 Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Malang (MLG) menuju Bandung, keduanya mendarat di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang (SRG).
Penerbangan berikutnya yang berpotensi mengalami keterlambatan terbang adalah Bandung – Lampung – Bandung dan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP) ke Bandar Udara Wiriadinata, Tasikmalaya (TSY).
Lion Air bernomor JT 945 dari Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin (BDJ) dan flight number JT 913 dari Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru (PKU), masing-masing tujuan Bandung melakukan divert ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng (CGK).
Lion Air telah memberikan informasi, potensi penerbangan yang akan mengalami keterlambatan adalah Bandung menuju Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali (DPS), Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batu Besar, Batam (BTH), Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan (BPN) dan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado (MDC).
Untuk alasan keselamatan, Batik Air, Lion Air dan Wings Air berkoordinasi dengan pengelola bandar udara setempat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan AirNav sebagai pengatur lalu lintas udara. Setelah mendapatkan informasi mengenai kondisi cuaca baik (bagus) dan masing-masing bandar udara dinyatakan aman (safety) untuk proses operasional penerbangan, Batik Air, Lion Air dan Wings Air akan menerbangkan kembali dengan jadwal terbaru.
Keselamatan, keamanan serta kenyamanan penumpang dan kru pesawat merupakan prioritas utama. Lion Air Group berhasil menyelesaikan audit internasional mengenai keselamatan penerbangan, sehingga layak disejajarkan dengan airlines kelas dunia. Audit IOSA dirancang untuk menilai manajemen operasional serta sistem kontrol maskapai. Lion Air Group telah mengantongi sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA).
Lion Air Group menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan bandar udara, pemerintah selaku regulator dan standar prosedur operasi (SOP) Grup Lion Air serta ketentuan internasional dalam menjalankan seluruh jaringan operasional.
Lion Air Group menghimbau kepada media, pelanggan dan masyarakat, untuk mengetahui perkembangan berikutnya hanya mengacu pada informasi yang diberikan secara resmi oleh Lion Air Group. (Siaran Pers Lion Air Group)