Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan perhatian serius. Diabetes sering disebut juga penyakit gula darah tinggi, kencing manis, atau sakit gula.
Dikutip utuh dari halodoc.com, Tanda diabetes adalah peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak lagi dapat secara efektif mengangkut glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi.
Akibatnya, terjadi penumpukan glukosa dalam aliran darah. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius Jika tidak terkontrol dengan baik.
Penyakit ini berpotensi merusak berbagai organ dan jaringan tubuh, termasuk ginjal, mata, dan sistem saraf.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diabetes menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jenis-Jenis Diabetes
Diabetes melitus terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
1. Diabetes tipe 1
Merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.
2. Diabetes tipe 2
Pada tipe ini, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistensi insulin).
Akibatnya, kadar glukosa darah menjadi tinggi karena glukosa tidak dapat digunakan dengan efisien sebagai sumber energi.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes yang berkembang selama kehamilan. Biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari.
4. Prediabetes
Kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Prediabetes meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
Penyebab Diabetes
Kadar gula darah normal yaitu antara 70-99 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes.
Sementara itu, kadar gula darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah tinggi dikenal sebagai hiperglikemia.
Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah meningkat atau berlebihan.
Penyebab gula darah tinggi pada diabetes terjadi akibat gangguan dalam tubuh yang menghalangi kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa dengan efektif. Kondisi ini menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah.
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan virus atau bakteri, malah menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas.
Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin, sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi menumpuk dalam darah.
Sementara itu, pada diabetes tipe 2, tubuh dapat memproduksi insulin, tetapi sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, kondisi ini dikenal sebagai resistensi insulin.
Faktor Risiko Diabetes
Terdapat beberapa faktor risiko penyakit gula tipe 1, antara lain:
- Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen tertentu.
- Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun.
- Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.
- Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Sementara itu, berikut ini faktor risiko dari penyakit gula tipe 2, antara lain:
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Distribusi lemak perut yang tinggi.
- Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga.
- Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga.
- Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
- Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45 tahun.
- Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
- Riwayat diabetes saat hamil.
- Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas.
Gejala Diabetes (Gula Darah Tinggi)
Gejala diabetes atau kencing manis ini muncul bervariasi pada setiap pengidapnya. Sebab, kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan dan jenis penyakit gula yang pengidapnya miliki.
Secara umum, ada gejala yang akan dialami oleh pengidapnya, baik itu tipe 1 maupun tipe 2, yaitu:
- Peningkatan rasa haus dan mudah lapar.
- Peningkatan frekuensi buang air kecil.
- Mudah lelah atau rasa kelelahan terus-menerus.
- Adanya gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur.
- Gusi merah dan bengkak
- Infeksi jamur atau bakteri
- Kesemutan
- Kulit kering
- Lemas dan sakit kepala
- Luka yang susah sembuh
- Mengalami PCOS
- Terjadinya infeksi pada tubuh terus-menerus, yang umum terjadi pada bagian gusi, kulit, maupun area vagina (pada wanita).
- Penurunan berat badan yang tidak jelas apa penyebabnya.
- Kehadiran keton dalam urine menunjukkan bahwa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama karena kekurangan insulin. Keton adalah produk sampingan dari pemecahan lemak yang terjadi ketika glukosa tidak dapat digunakan sebagai sumber energi akibat kurangnya insulin.
Maka dari itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau sejumlah tersebut.
Hal ini bertujuan agar pengidapnya mendapatkan perawatan yang tepat sedari dini, sehingga risiko akan komplikasi dari diabetes dapat terhindarkan. (HaloDoc.Com)











