Tekno

Google Plus Akan Ditutup Karena Kurang Peminat dan Kebocoran Data

Google akan menghentikan layanan plus google (Google+), jaringan sosial media setelah insiden bocornya data 500.000 data pribadi yang mungkin digunakan pihak lain. Perusahaan induk Google, Alphabhet Inc berjanji akan memperketat aturan berbagi data.

Rencana penutupan Google+ itu bukan hanya dipicu oleh kebocoran data yang digunakan pihak ketiga. Tetapi peminat terhadap penggunaan Google+ dinilai sangat rendah dan tidak menguntungkan secara bisnis. Dari 2 miliar akun, hanya 400 juta yang memanfaatkan Google+ sebagai layanan sosial media. Dari jumlah itu, lebih Google+ lebih banyak digunakan akun bisnis.

Google dalam website resminya yang dikutip abc.net.au mengemukakan, persoalan kebocoran itu sudah diperbaiki pada bulan Maret 2018. Persoalan itu dikaji dan hasilnya tidak menemukan adanya pemanfaatan data dari pengembang aplikasi dari pihak lain.

Baca: Indosat Ooredoo Kerahkan Mobil Klinik Serta Gratis Telepon di Palu dan Donggala

The Wall Street Journal melaporkan Google tidak ingin memberitahu masalah kebocoran itu ke pihak berwenang karena khawatir memicu persoalan seperti yang dihadapi Facebook yang datanya digunakan perusahaan Cambridge Analytica Namun Direktur Eksekutif Google, Sundai Pichai menyatakan telah melaporkan masalah tersebut.

Google sendiri menolak memberikan komentar lebih lanjut. Google+ diluncurkan pertama kali tahun 2011, karena Google semakin khawatir dalam persaingan mencari iklan dari Facebook. Facebook ketika itu sudah memiliki kemampuan menunjukkan kepada pihak pengiklan data mengenai apa saja yang dishare oleh pengguna, apa yang mereka like dan juga kegiatan online lainnya.

Google+ mencontoh Facebook dalam soal update status, news feed, dan mengijinkan pemilik akun mengelompokkan teman dengan menyebutnya “circles” (lingkaran). Namun Google+ dan eksperimen lain yang dilakukan perusahana itu berkenaan dengan sosial media tidak berhasil mendapatkan pengguna yang banyak, karena berbagai masalah yang dihadapi.

Google+ memiliki sekitar 2 miliar akun di seluruh dunia, namun yang aktif hanya sekitar 400 juta, dan kebanyakan menggunakan akun bisnis. (IN Rosyadi/Dari berbagai sumber)

Iman NR

Back to top button