Ekonomi

Kawasan Rebana Metropolitan Jabar Mampu Serap 4,49 Juta Pekerja

Kawasan Rebana Metropolitan yang sedang dikembangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4,49 juta orang jika pembangunan berjalan dengan baik.

Kawasan Rebana Metropolinta akan menjadi penggerak perekonomian di masa depan, mendukung industri yang saat ini berjalan di wilayah Bekasi dan Karawang.

Kawasan Rebana Metropolitan Jabar didukung oleh tujuh kota kabupaten dengan tingkat regulasi yang lengkap, kawasan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), dan infrastruktur.

“Dari segala sisi rebana itu lengkap banget,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Tujuh Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Nining Yuliastiani, di Bandung, Sabtu (15/7/2023).

Kawasan Metropolitan Rebana merupakan kawasan pengembangan ekonomi khusus yang terletak di pesisir utara/barat Provinsi Jabar, yang meliputi tujuh kabupaten, yaitu Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, Kuningan, dan Kota Cirebon.

Jika rencana berjalan lancar, pada tahun 2030, kawasan Rebana mampu menyerap 4,49 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi Jabar meningkat menjadi 7,16 persen sedangkan investasi meningkat 7,7 persen dari keadaan saat ini.

Tol Peresmian Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) akan beroperasi mulai 11 Juli 2023 dan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka selama sebulan penuh Oktober 2023 akan memberikan akses transportasi yang lebih mudah ke kawasan industri Rebana Jabar.

Akses jalan nasional, provinsi, tol, udara hingga laut melalui Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang menjadikan kawasan industri Rebana Jabar sebagai investasi prima.

Menurut Nina Yuliastiani, investasi yang saat ini sudah terealisasi atau sudah berjalan di 28 industri dan tujuh investasi sedang dalam proses dan akan beroperasi penuh pada 2024.

Kemudian direncanakan 11 industri lainnya yang sudah memiliki tanah dan perumahan yang dibangun di kota dan kabupaten Cirebon, kabupaten Indramayu, kabupaten Majalengka, kabupaten Kuningan, dan kabupaten Subang.

Nineting menunjukkan ada 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang telah disiapkan dan menjadi kawasan prioritas Rebana, yakni kawasan Cipali Subang Barat (10.408 hektar), Kertajati (1.415 hektar), Butom (4.092 hektar), Cipali Indramayu ( 2.875 hektar), Tukdana (563 hektar), Krangkeng (3.452 hektar), Patrol (4,14 hektar) dan Balongan (2.122 hektar).

Kemudian Cipali Subang Timur (4.806 hektar), Patimban (542 hektar), Losarang (6.710 hektar), Jatiwangi (972 hektar) dan Cirebon (1.815 hektar).

Pengembangan tidak hanya pada pengembangan industri manufaktur, tetapi juga industri pendukung lainnya, seperti akomodasi dan rekreasi, sesuai dengan kriteria dan potensi masing-masing daerah yang memiliki KPI.

Misalnya, Kabupaten Kuningan akan menjadi pusat industri pariwisata di masa depan kawasan Rebana.

Menurut Nining, Indramayu telah menambah 13 KPI. Di sisi lain, banyak tantangan yang harus diselesaikan di Indramayu dan daerah lainnya, seperti peningkatan kualitas SDM, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan pengangguran.

“Sepertinya semakin baik, baik dari segi ekonomi, maupun daya serap tenaga dan kualitas kerja SDM. Bagi SDM akan terus berkembang dengan hadirnya kampus ITB dan Polman Cirebon dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan Rebana ,” kata Nining.

Selain investor mengembangkan Rebana, pemerintah terus mendukung pengembangan 81 kawasan berbasis infrastruktur Rebana senilai Rp234,59 triliun.

Prioritas akan diberikan pada penyelesaian tahun 2024 dengan 37 proyek senilai Rp30,9 triliun. Sisanya akan selesai hingga 2030, di antaranya membangun SPAM Regional Cirebon Raya, Tol Cipali exit Patimban Subang hingga PLTA Wado.

“Dari P1, di antaranya dua proyek infrastruktur sudah selesai, sembilan proyek sedang konstruksi, dan sembilan lagi siap dibangun serta 15 proyek dalam tahap persiapan.

DPMPTSP Jabar telah melakukan roadshow pertemuan tujuh bupati di wilayah Rebana dan semuanya berkomitmen untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi wilayah Rebana.

Selain itu, DPMPTSP Jabar juga memulai business matching dalam forum industri Jabar dan West Java Investor Summit (WJIS). Dalam waktu dekat, di bulan Agustus, WJIS akan kembali digelar.

“Salah satu cara kami menarik investor adalah melalui WJIS. Tahun ini dimulai pada 9 Agustus 2023,” katanya. (Ajat Sudrajat – LKBN Antara)

Ediror Iman NR

*) Berita ini merupakan kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button