Kisah Amara Latifa, Pelajar Kota Serang Jadi Paskibraka di Istana Negara
‘Usaha takan menghianati hasil’, ungkapan itu kini telah dibuktikan Amara Latifa, remaja berusia 16 tahun asal Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Ia telah menggapai mimpinya menjadi seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara.
Menjadi seorang Paskibraka tingkat nasional, bisajadi merupakan mimpi dari setiap anak muda Indonesia. Pasalnya yang hadir pun bukanlah orang-orang biasa, melainkan para pejabat negara. mulai dari Presiden, Wakil Presidan, Para Menteri, Pimpinan DPR RI, DPD RI, hingga para tamu kenegaraan.
Perempuan kelahiran Ambon 7 Oktober 2004 itu, pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-76, didapuk sebagai delegasi Paskibraka Kota Serang untuk mewakili Provinsi Banten ke tingkat nasional. Ia bergabung dengan tim 45 yang mengibarkan bendera merah putih.
Diketahui, dari jumlah 64 peserta yang ikut seleksi ditingkat Provinsi Banten. Terdapat dua peserta yang masuk lis lolos ke kancah nasional. Kedua peserta itu yakni, Amara Latifa dari Purna Paskibra Indonesia (PPI) Kota Serang, dan Abdi Ramazhie dari perwakilan PPI Kota Tangerang.
Amira merupakan seorang pelajar yang tengah duduk di bangku sekolah kelas XI di SMK Informatika Kota Serang. Menariknya di sekolahnya itu, ternyata tidak ada ekstra kulikuler Paskibra.
Namun, peluang untuk menjadi Paskibraka Nasional masih terbuka. Pada saat seleksi tingkat Kota Serang, Amira mengikuti jalur umum. Berbekal pengalaman semasa duduk dibangku SMP, dan persiapan yang matang, akhirnya Amira dapat lolos.
“Karena di sekolah tidak ada Eskul Paskibra, akhirnya langsung mengikuti ke tingkat Kota Serang. Kebetulan saat itu dibuka jalur umum,” katanya saat berbincang di Kota Serang, Senin (30/8/2021).
“Dari tingkat kota lolos, kemudian lanjut ke tingkat provinsi, dan alhamdulillah bisa lolos ke tingkat nasional. Sudah ikut Paskibra dari SMP,” imbuhnya.
Perlu diketahui, perjuangan Amira untuk bisa bertengger di kancah nasional, ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Agar bisa menggapai mimpinya, dia telah melakukan persiapan yang tidak sebentar.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku bahwa ia harus rajin berolah raga untuk bisa menjaga kesehatan, dan kebugaran tubuh. Kemudian terus belajar soal wawasan kebangsaan, kepaskibraan, dan kedaerahan.
“Lolos menjadi tim Paskibraka tentunya senang, terharu, dan merasa bangga. Karena bisa meraih mimpi menjadi bagian dari Paskibraka nasional. Biasanya cuma bisa liat di tv, sekarang Amara yang melaksanakan tugas itu,” ungkapnya haru.
Kata Amira, agar lolos menjadi bagian dari tim Paskibraka Nasional, diperlukan pula memiliki bakat yang mendukung. Kemudian menjaga sifat, karakter, dan etika yang baik.
“Karena di Paskibraka itu tidak hanya soal baris berbaris yang baik, melainkan diajarkan pula bagaimana sifat, karakter, dan etika saat bersikap kepada orang lain,” terangnya.
Lebih lanjut Amira mengaku, setelah lolos sebagai Paskibraka nasional. Dirinya akan terus aktif di Purna Paskibra Indonesia (PPI) Kota Serang. Hal ini agar dapat terus mengabdi dan bisa memunculkan regenerasi dari Kota Serang menjadi Paskibraka nasional.
Ditempat yang sama, Ibunda dari Amira Latifa, yakni Gita Faulina mengaku bangga dan terharu. Kendati demikian, ia berpesan meski setelah bisa prestasi menjadi bagian dari tim Paskibraka nasional, agar tidak sombong dan harus tetap bersikap seperti biasa.
“Intinya tetap beryukur dengan apa yang kita capai, dan terus mengejar prestasi lainnya,” ucapanya.
Gita menuturkan, sejak anak pertamanya ini Sekolah Dasar (di SD Masigit-red), sebagai orang tua turut mengarahkan untuk masuk di Eskul Pramuka, kemudian pada saat SMP masuk ke Paskibra. Akan tetapi, dirinya tidak terlalu memaksakan apa yang menjadi kehendak sebagai orang tua.
“Dimasukan ke Eskul itu untuk melatih mentalnya, alhamdulillah sekarang bisa ke tingkat nasional. Pada intinya apa pun yang bisa membuat pendidikan anak lebih baik, kami akan selalu mendukung,” paparnya. (Reporter: Sofi Mahalali / Editor: IN Rosyadi)