Hukum

Komnas PA Banten Minta Pemerintah Tangani Lonjakan Kasus Kekerasan Anak

Komnas Perlindungan Anak (PA) Provinsi Banten mendesak pemerintah setempat untuk menangani lonjakan tajam kasus kekerasan anak, karena hingga awal Agustus 2025 sebanyak 790 kasus telah dilaporkan. Angka tersebut naik signifikan dalam kurun waktu kurang dari dua pekan.

“Data per 23 Juli 2025 masih 712 kasus, tapi hari ini sudah 790 kasus. Dalam waktu 12 hari saja, naik puluhan kasus,” kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Banten, Hendry Gunawan dalam keterangannya di Kota Serang, Selasa (5/8/2025).

Dari total kasus tersebut, kekerasan seksual masih mendominasi dengan 479 kasus. Disusul kekerasan psikis sebanyak 237 kasus, kekerasan fisik 224 kasus, penelantaran 32 kasus, eksploitasi 10 kasus, perdagangan orang 5 kasus, dan kekerasan lainnya 37 kasus.

“Mirisnya, pelaku kekerasan terhadap anak ini justru paling banyak berasal dari orang terdekat, seperti pacar, teman sendiri, hingga orang tua,” ujarnya.

Secara geografis, wilayah Tangerang Raya tercatat sebagai daerah paling rawan kekerasan anak. Rinciannya, Kabupaten Tangerang 183 kasus, Kota Tangerang 165 kasus, dan Kota Tangerang Selatan 115 kasus. Wilayah lainnya meliputi Kabupaten Lebak 90 kasus, Kota Cilegon 76 kasus, Kabupaten Serang 68 kasus, Pandeglang 53 kasus, dan Kota Serang 40 kasus.

“Tiga daerah dengan kasus terbanyak semuanya ada di Tangerang Raya. Ini harus jadi perhatian serius pemerintah daerah,” ujar Hendry menegaskan.

Ia menekankan perlunya tindakan cepat dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menekan angka kekerasan. Jika tidak, jumlah kasus di tahun ini dikhawatirkan bisa melampaui total laporan tahun 2024 yang mencapai 1.114 kasus.

“Negara harus hadir secara nyata dalam perlindungan anak. Kita harus pastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan fisik maupun psikis,” ujarnya.

Hendry juga mengingatkan pemerintah lebih responsif mengingat tren kekerasan terhadap anak menunjukkan pola peningkatan dari tahun ke tahun, dengan Kota Tangerang Selatan menjadi wilayah dengan kasus tertinggi tahun lalu. “Kita berharap 2025 ini tidak melampaui itu,” kata dia. (Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan – LKBN Antara)

Iman NR

Back to top button