Komunitas Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual ke Murid SD di Kota Serang
Sejumlah komunitas, di antaranya Yayasan Kakak Aman Indonesia dan Yayasan Aku Temanmu menggencarkan edukasi pencegahan kekerasan seksual yang menyasar siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di Kota Serang, Provinsi Banten.
“Kegiatan ini didasari tingginya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Banten,” kata Tim Pencegahan Kekerasan Seksual Yayasan Kakak Aman Indonesia, Layla Huriah, usai kegiatan edukasi di SDN Kasemen, Kota Serang, Rabu (5/11/2025).
Ia mengatakan Yayasan Kakak Aman Indonesia telah mensosialisasikan program tersebut ke hampir 5.000 siswa, khususnya di Kecamatan Taktakan, Kota Serang.
“Kita mulai dari bulan September, nanti terakhir ini November, dan itu udah mencapai 5.000-an siswa tersosialisasi,” ujarnya.
Layla menyebutkan berdasarkan data Komnas Anak, terdapat sekitar 400-an kasus kekerasan seksual terhadap anak di Banten, dengan korban terbanyak adalah perempuan dan pelaku umumnya orang terdekat.
“Harapannya semoga anak-anak bisa lebih menjaga dirinya dan mengenal dirinya terutama,” katanya.
Sementara itu, Wakil General Manager Yayasan Aku Temanmu, Zahra Toljana, menjelaskan piahknya berkolaborasi dengan Yayasan Kakak Aman menyasar tiga sekolah yang dipilih berdasarkan kedekatannya dengan lokasi kasus kekerasan seksual.
“Kami memilih sekolah yang dekat dengan kasus kekerasan seksual ini. Kemarin dari Aku Temanmu udah ke SDN Trondol, lalu ke Penancangan Tiga, dan juga di Kasemen ini,” papar Zahra.
Edukasi ini, menurut Zahra, bertujuan agar anak-anak berani melindungi diri, berani bilang tidak, dan juga berani untuk lari dan lapor ketika menghadapi situasi berbahaya.
“Kami berharap kami dan sekolah bisa sama-sama membangun ruang aman untuk para penyintas. Kami juga menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan psikologis,” katanya.
Dukungan atas program ini juga datang dari pihak sekolah. Kepala SDN Kasemen, Uni Zaetuni menilai edukasi tersebut sangat penting di tengah tantangan pergaulan era modernisasi.
“Pihak sekolah sangat mendukung karena banyak dari kalangan anak-anak itu belum paham. Ini baru pertama kali dilakukan, dan saya berharap ini tidak hanya satu kali saja,” kata Uni Zaetuni. (Oleh Desi Purnama Sari – LKBN Antara)









