Lepas 223 Jamaah Calon Haji, Tatu: Semoga Pulang Diberi Haji Mabrur
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah melepas sebanyak 223 jamah calon haji (calhaj) kloter 48 asal Kabupaten Serang di halaman Pendopo Pemkab Serang, Jalan Brigjen KH. Syam’un Alun-alun Kota Serang, Jumat, (26/7/2019). Dari 223 jemaah itu merupakan bagian dari 1.090 jamaah haji asal Kabupaten Serang.
“Ini pemberangkatan ketiga, ada dua ratus dua puluh tiga jamaah. Saya beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia tentunya berharap semua yang menjalankan ibadah bisa dengan lancar, khusu dalam keadaan sehat. Kemudian pulang diberi gelar haji yang mabrur oleh Allah Swt,” ungkap Tatu kepada wartawan usaimelepas jamaah haji di halaman pendopo didampingi Dandim Serang dan Kapolres Serang.
Tatu mengimbau kepada para jamaah calon haji karena suhu yang cukup beda jauh di bulan Juli dan Agustus sedang puncaknya suhu yang panas. Jadi, semua jamaah calon haji sudah diberikan penyuluhan-penyuluhan terus mereka juga diberika bekal semprotan air.
Baca:
- Diberangkatkan, 393 Jamaah Haji Kloter 12 Kabupaten Serang
- Calon Haji Asal Surakarta Meninggal di Pesawat
- Lion Air Layani 67.457 Jemaah Haji Tahun 2019
Semprotan Air
“Karena ketika panas mereka harus sudah sedia (semprotan air) ketika panas disemprotkan supaya tidak dehidrasi. Mereka juga harus jaga kesehatan, karena ibadah haji butuh kondisi fisik yang prima. Mereka harus mengatur ritme ibadah haji karena khawatir ketika melaksanakan ibadah kondisi fisik turun atau bahkan sakit, maka diberi pemahaman apalagi yang baru pertama melaksanakan ibadah haji,”ujar Tatu.
Sedangkan informasi yang ia dapat, untuk para jamaah calon haji dalam kondisi baik seperti yang pertama. Tapi berbeda dengan sebelumnya ada yang meninggal ketika sampai Pondok Gede Jakarta.”Kita pantau terus, karena tim medis terus melaporkan perkembangan para jamaah calon haji,” terang Tatu.
Selain itu, Tatu juga mendapat informasi jika jamaah calon haji asal Indonesia di kelompok-kelompokan. Jadi, jika ada yang terpisah dari kelompoknya akan lebih mudah mencarinya.
“Misal jamaah dari Banten mudah mencarinya, berbeda kalau dulu semua jamaah dicampur dari berbagai daerah indonesia,” jelas Tatu. (Arief Sholeh/ inilahbanten.co.id)