EkonomiWisata

Obyek Wisata Selat Sunda Sepi, Pedagang Pun Mengeluh

Rodiyah, pedagang ikan asin keliling di sekitar obyek wisata pantai Karangsari, Kabupaten Pandeglang mengaku, penjualan ikan asin sepi dari pembeli, meskipun peristiwa tsunami yang menghantam pesisir Selat Sunda dan Selatan Banten telah setahun berlalu. Padahal Rodiyah sudah menurunkan harga jual ikan asinnya.

Dia biasanya menjual ikan asin seharga Rp 35.000 per plastiknya, diturunkan harganya hingga Rp20.000 per plastik. Dengan harga itu pun, dia mengaku, ikan asinnya tetap sulit terjual. Dia pun sudah berkeliling ke sejumlah obyek wisata sepanjang pantai Selat Sunda, tetapi saja ikan asinnya tak habis terjual.

“Makin sepi kang jualannya. Ini juga saya keliling ke Pantai Carita, Pasir Putih, sampai kesini (Pantai Karangsari), belum habis ikan asinnya,” kata Rodiyah, ditemui di Pantai Karangsari, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (30/10/2019).

Baca:

Hal yang sama pun dikatakan oleh Pepen Supendi, pedagang baju pantai, saat ditemui di lapak dagangannya yang tak jauh dari bibir pantai.

Penghasilan pedagang semakin turun, setelah Tsunami Selat Sunda melanda pada 22 Desember 2018, Kabupaten Pandeglang kembali dihantam gempa bumi pada 02 Agustus 2019 berkekuatan 7,4 SR.

“Secara otomatis penghasilan perminggu turun drastis, sekitar 70 persen. Biasanya dapat Rp 500 ribu per minggu, ini paling Rp 150 ribu per minggu, jadi sangat terasa. Penghasilan kita benar-bener turun,” kata Pepen Supendi.

Pepen berharap agar pemerintah memberikan solusi dan membantu pemasaran wisata pantai yang ada di Kabupaten Pandeglang, agar lebih menggeliat dan menghidupkan kembali perekonomian masyarakat.

“Harapannya lebih gencar promosi, kalau bisa diskon besar-besaran untuk pengunjung. Kepada pemerintah juga kami berharap bantuannya, karena usai gempa makin berat. Kalau bisa pulih kembali (wisata dan penjualannya),” ujarnya. (Yandhi Deslatama)

Iman NR

Back to top button