Pegulat Putri Banten Pertahankan Emas, Perunggu Dari Dayung PON XX
Pegulat Putri Banten, Desi Sinta meraih medali emas di PON XX Papua tahun 2021, sekaligus membuktikan diri masih mampu mempertahankan prestasi serupa yang diraih di PON XIX Jawa Barat tahun 2016. Emas itu diraih setelah mengalahkan Aifiya Kurniawati, Atlet Jawa Timur di GOR Hiad Sai, Merauke, Papua.
Tampil di final Desi yang pegulat asal Kota Serang ini langsung bermain agresif di babak pertama. Namun Aifiya tidak kalah cerdik dengan tetap berusaha mencari celah untuk menjatuhkan andalan Banten tersebut.
Pada babak pertama ini, tidak ada gerakan yang menghasilkan poin tertinggi. Kedua pegulat sama-sama mengumpulkan dua poin di babak pertama.
Pada babak kedua, pertandingan kembali berjalan ketat. Baik Desi maupun Aifiya tidak menghasilkan kuncian maupun bantingan hingga sembilan menit jelang laga berakhir. Di sembilan detik itu Desi melakukan manuver yang mampu memaksa Alfia keluar lingkaran dan meraih dua poin tambahan dan keluar sebagai tambahan.
Sementara medali perunggu kelas 68 Kg dibawa pulang Tasya Fatimah ke Kalimantan Timur setelah menang angka atas wakil Jawa Barat Nidha Jeyan Nurrida. Sebelumnya Nidha adalah lawan Desi di semifinal.
“Syukur Alhamdulillah Desi bisa meraih kemenangan meski tadi lawan memberi perlawanan ketat. Saya juga berterima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Banten atas prestasi ini, juga terima kasih pada Ketua Umum KONI Banten ibu Rumiah atas dukungannya selama ini,” tegas Haryanto, pelatih gulat putri.
Lanjut Haryanto tugas untuk bisa meraih prestasi masih banyak, karena ada empat atlet lagi yang akan bertanding. “Kami akan berusaha untuk bisa memenuhi target mempertahankan 2 medali emas, sambil mengintip peluang menambah medali emas lainnya,” tegas Haryanto.
Ketua KONI Banten, Rumiah Kartoredjo usai menerima kabar dari cabor gulat menyatakan rasa bangga atas apa yang dicapai Desi dengan mempertahankan medali emas pada PON kali ini. Berlinang air mata Rumiah mengucapkan terima kasih kepada Desi atas perjuangan di matras pertandingan.
“Saya optimis apa yang diraih Desi akan memacu semangat empat pegulat lainnya untuk mengantarkan Banten Cemerlang di Bumi Cendrawasih. Saya berterima kasih pada semua atlet yang terus berusaha meraih medali emas meski perjuangannya tidak ringan,” ucap Rumiah sambil menguasap air mata.
Perunggu Cabor Dayung
Tambahan medali emas Desi dan 1 medali perunggu cabor dayung nomor TBR (Tradisional Boat Race) 1.000 m mengantar kontingen Banten kembali naik ke posisi 10 klasemen perolehan medali menggeser posisi Sumatera Utara. Banten mengoleksi 7 medali emas, 9 medali perak dan 20 medali perunggu.
Tim Banten berhasil meraih medali perunggu dari cabang dayung nomor TBR 1.000 meter putra yang digelar di teluk Youtefa, Kota Jayapura.
Juara pertama diraih Jawa Barat dengan catatan waktu 04.20.728. Sementara itu medali perak dihasilkan Kalimantan Timur dengan catatan waktu 04.22.548. Banten menempati urutan ketiga dengan catatan waktu 04.24.206.
Manajer tim dayung Ahmad Yaman mengatakan persaingan di nomor ini ketat. Sebab peserta yang ambil bagian adalah tim kuat yang pemainnya rata rata bermain di pelatnas. Sehingga persaingan di nomor ini semenjak penyisihan berjalan ketat.
“Di babak kualifikasi kami tampil bagus. Setelah masuk final kami langsung persiapan di final. Hasilnya kami menempati urutan ketiga dan berhak atas perunggu,” ujarnya.
Ia bersyukur sejauh ini dayung telah mempersembahkan medali perak atas nama Arifal dan perunggu di nomor TBR 1.000 meter. Ia berharap torehan medali bisa bertambah lagi sebab Banten masih akan berlaga di kelas yang sama jarak 200 meter dan 500 meter.
“Kami mohon doanya agar bisa menambah koleksi medali untuk Banten. Kami akan bekerja keras agar bisa kembali berprestasi. Kini kami beristirahat dan akan mempersiapkan tim untuk lomba berikutnya,” jelas dia. (KB / Editor: Iman NR)