Sosial

PMI Kota Serang Beri Bantuan Korban Puting Beliung

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Serang, Adde Rosi Khoerunnisa meninjau rumah warga di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen yang terkena bencana angin puting beliun, Senin (4/12/2017).

Ada sekitar delapan rumah di wilayah tersebut yang terkena bencana angin puting beliung pada Kamis (30/11/2017) pekan lalu. Adde Rosi bersama tim PMI Kota Serang datang membawa bantuan berupa sembako dan alat-alat kebutuhan rumah tangga sederhana. “Saya bawa bantuan sembako, alat-alat yang dibutuhkan lainnya,” kata Adde Rosi yang juga istri Wakil Gubernur Banten saat menemui Nenek Lilik, salah seorang dari beberapa warga yang rumahnya terkena bencana angina puting beliung.

Aci -sapaan akrab Adde Rosi- merasa miris melihat kondisi Nenek Lilik dan rumahnya yang dianggap tidak layak huni. Ia pun spontan menjanjikan bahwa rumah perempuan berusia 80 tahun itu akan diusulkan kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk mendapat bantuan perbaikan.

Baca: Wagub Banten Langsung Pantau Kondisi Pelabuhan Merak

“Kalau untuk rumahnya, nanti saya usulkan di program rumah tidak layak huni ya Bu ya. Mau kan dibedah rumahnya? Tapi yang sabar ya Bu ya, karena kan ada prosesnya. Ibunya yang sehat ya,” tutur Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten ini.

Miris memang kehidupan Nenek Lilik. Ia tinggal di rumah yang sebagian atapnya hanya tertutup tripleks dan berlantai tanah. Bahkan ada bagian dinding rumah jebol akibat kena bencana angina puting beliung, dan kini hanya ditutup terpal. “Sambil nunggu bantuan dari pemerintah, saya dari PMI Kota Serang membawa bantuan sembako dan alat-alat lain, semoga bermanfaat,” ujar Aci.

Saat itu pula, Aci meminta Ketua RT setempat untuk membantu menyerahkan data Nenek Lilik untuk diusulkan mendapat bantuan dari pemerintah. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) memiliki program ‘Rutilahu’ untuk membantu merehabilitasi rumah warga yang tidak layak huni.

Hal kedua yang membuat miris, yaitu ketika diketahui di sebuah ruangan ukuran 1,5 meter terlihat seorang perempuan tergeletak di sebuah amben kayu. Rupanya, itu adalah anak dari Nenek Lilik yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. “Itu anak ibu? Sakit apa?” tanya Aci kepada Nenek Lilik.

Menurut Nenek Lilik, anak perempuannya mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun lalu. Ia tidak mampu mengobati anaknya karena faktor ekonomi. Nenek Lilik juga kerap kerepotan karena anaknya beberapa kali meninggalkan rumah.

Aci pun miris dan menyayangkan di Banten belum ada rumah sakit yang bisa menampung pasien dengan gangguan jiwa. Ia pun mendorong pembangunan rumah sakit jiwa yang akan dilaksanakan Pemprov Banten pada tahun 2018.

“Sekarang rumah sakit di Banten belum ada yang mau menampung pasien dengan gangguan jiwa. Betapa pentingnya, bahwa di Provinsi Banten kita harus memiliki rumah sakit jiwa, supaya bisa menampung dan menangani warga Banten yang membutuhkan,” ujar Aci, yang sempat memberikan bantuan pribadi untuk Nenek Lilik. (Adityawarman)

Iman NR

Back to top button