Prajurit Ksatria Perkasa Batalyon Kapa 2 Marinir Pasmar 2 tergabung dalam penugasan Satgasmar Pam Ambalat XXVII Tahun 2021 di perbatasan Indonesia – Malaysia, Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (30/12/2021).
Korps Marinir TNI AL menggelar Satgasmar Ambalat XXVII yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan serta pengamanan pantai, pengamanan wilayah Pelabuhan Tarakan, Nunukan dan Sebatik.
Pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara yang disusun dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, terutama pada Operasi Militer Perang (OMP).
Kedua pulau ini memiliki wilayah perairan yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia, dengan letak yang strategis tersebut berpotensi terjadinya berbagai tindakan kejahatan lintas negara yang bisa menimbulkan kerugian dan mengganggu kedaulatan Negara Indonesia, seperti perompakan, illegal fishing dan human trafficking serta ancaman penyusupan dari negara lain.
Komandan Batalyon Kapa 2 Marinir Mayor Marinir Yudha Fahruliyan menyampaikan pesan untuk anggota yang tergabung dalam Satgasmar Pam Ambalat XXVII TA 2021 agar selalu melaksanakan penugasan secara profesional, tingkatkan kewaspadaan, harus pintar dalam membaca situasi setempat dan bangun koordinasi dan kolaborasi dengan satuan samping serta aparat terkait untuk menciptakan harmoni dan sinergitas guna keberhasilan pelaksanaan tugas.
“Tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, selalu pedomani standar operasional prosedur di dalam setiap penugasan secara profesional. Selain itu, pahami dan fokus pada tugas pokok sebagai prajurit lapangan yang berkarakter, profesional dan Militan, karena tugas yang dipercayakan kepada seluruh personel Satgasmar Ambalat XXVII merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Prajurit Korps Marinir,” katanya. (Munawir – Menkav 2 Mar / Editor: Iman NR)
Menjadi wartawan sejak tahun 1984 pada Harian Umum (HU) Kompas, kemudian mengundurkan diri pada Agustus 1999 dan menjadi wartawan harian sore Sinar Harapan pada tahun 2001 hingga tahun 2015, saat koran sore ini bangkrut.