Ekonomi

Produksi Singkong di Lebak Tembus 3.453 Ton Periode Januari-Juli

Produksi ubi kayu atau singkong di Kabupaten Lebak, Banten sejak Januari – Juni 2024 menembus 3.453 ton dengan lahan panen seluas 116 hektare sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Rabu (17/7/2024) mengatakan, selama ini produksi ubi kayu di daerah itu masih menjadi andalan pendapatan ekonomi petani.

Produksi ubi kayu juga dipasok ke pasar lokal juga luar daerah, seperti Tangerang dan Jakarta.

Bahkan, pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) dijadikan produk kerajinan aneka makanan camilan, seperti keripik, krispy, bolu singkong dan lainnya.

Begitu juga produksi singkong menjadi makanan alternatif keluarga untuk dijadikan gegetuk, gorengan, rebus, ancemon, combro,ketimus dan misro.

Oleh karena itu, pemerintah daerah mendorong petani agar memperluas pertanian ubi kayu guna meningkatkan produksi pangan.

“Kami minta petani dapat memperluas pertanian ubi kayu di lahan milik maupun lahan yang tidak produktif sehingga menjadi lahan produktif,” kata Deni.

Menurut dia, pemerintah daerah mengapresiasi petani yang mengembangkan pertanian ubi kayu di lahan milik perusahaan developer di Kecamatan Maja dan Curugbitung.

Lahan milik perusahaan tersebut hingga puluhan hektare dan bisa dijadikan lahan produktif untuk produksi pangan. Mereka petani menanam ubi kayu jenis singkong roti dengan masa panen 10 bulan.

Produksi ubi kayu setiap panen dipasok ke tingkat pengepul dengan harga Rp5.000 per kilogram.

Hal itu bila produksi singkong sebanyak 15 ton per hektare dengan harga Rp5.000 per kilogram sehingga petani bisa menghasilkan pendapatan ekonomi sekitar Rp75 juta.

“Kami optimis produksi ubi kayu singkong dapat mensejahterakan kehidupan ekonomi keluarga petani,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Samani (55) seorang petani di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sangat terbantu ekonomi keluarga dari pertanian ubi kayu yang dikembangkan di lahan milik perusahaan developer perumahan.

Saat ini, mereka petani di sini kebanyakan memanfaatkan lahan milik perusahaan yang belum digunakan.

“Kami memanen ubi kayu singkong belum lama ini sebanyak 5 ton dengan harga Rp5000/kilogram sehingga menghasilkan pendapatan Rp25 juta,” katanya menjelaskan. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button