2 Bulan Beroperasi, Tak Ada Murid Sekolah Rakyat di Lebak Mengundurkan Diri
Selama dua bulan terakhir beroperasi, tidak ada murid SRMA (Sekolah Rakyat Menengah Atas) 34 Kabupaten Lebak yang mengundurkan diri. Hingga kini mereka tetap semangat belajar agar kelak keluar dari garis kemiskinan.
Demikian dikemukakan Chandra Lustianta Budiharja, Kepala SRMA 34 Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Senin (13/10/2025).
“Kita sudah berlangsung selama dua bulan terakhir, jumlah siswa 100 orang terdiri dari 49 putri dan 51 putra, hingga kini belum ada yang mengundurkan diri,” katanya di Lebak, Senin.
Menurutnya, para murid sekolah rakyat di Lebak bersemangat menuntut ilmu karena ditunjang sarana prasarana yang lengkap, serta mendapatkan makan tiga kali sehari berikut makanan ringan.
Ia mengatakan Sekolah Rakyat tersebut menerapkan tiga kurikulum yakni kurikulum matrikulasi, kurikulum nasional dan kurikulum berasrama.
“Kami meyakini dengan menerapkan tiga kurikulum itu mereka dapat memiliki kemandirian, ketrampilan, kompetensi, karakter dan nilai-nilai kebangsaan, sehingga dapat mengentaskan kemiskinan,” kata Chandra.
Pihaknya juga mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui menjalin kerja sama dengan BUMN, antara lain PT Pos yang akan menampung lulusan terbaik Sekolah Rakyat. Selain itu jsiswa Sekolah Rakyat yang berprestasi ditampung di Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya.
“Kita optimistis Sekolah Rakyat dapat mengentaskan kemiskinan,” katanyan.
Sementara itu Kepala Sekolah Rakyat Terpadu 36 tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Lebak Tuti Sugiarti mengatakan setelah dua pekan berlangsung pembelajaran, sebanyak 100 siswa yang terdiri dari SD 25 orang dan SMP 75 orang, belum ada yang mengundurkan diri.
Saat ini pihaknya fokus persiapan kurikulum matrikulasi dengan melakukan seleksi mental agar siswa siap belajar untuk menghadapi kurikulum nasional.
“Kita meyakini Sekolah Rakyat bisa belajar penuh, karena mereka tinggal di asrama juga mendapatkan kurikulum berasrama dengan bimbingan dan pembinaan dari wali asuh,” katanya.
Sementara itu Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya menyiapkan lahan seluas 8,8 hektare untuk pembangunan Sekolah Rakyat di Desa Cimampang Kecamatan Panggarangan dan tahun 2026 ditargetkan sudah rampung.
Kehadiran Sekolah Rakyat sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah untuk pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 tahun 2025.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, jumlah warga miskin di daerah itu tercatat 105.000 jiwa dan 17 ribu jiwa diantaranya menyandang miskin ekstrem.
“Kami tentu mendukung Sekolah Rakyat untuk pengentasan kemiskinan dan pemerintah daerah menyiapkan lahan 8,8 hektare untuk pembangunan sekolah tersebut,” katanya. (Pewarta : Mansyur Suryana – LKBN Antara)








