Wisata

Pj Bupati Lebak Janji Jalan Ke Kawasan Wisata Baduy Bakal Mulus Tahun 2025

Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Gunawan Rusminto menjanjikan jalan menuju kawasan Wisata Baduy pada 2025 kondisinya mulus, sehingga dapat mendongkrak wisatawan domestik dan mancanegara.

“Kami berharap jalan menuju kawasan wisata budaya Baduy mulus 2025,” kata Gunawan pada pembukaan Festival Seni Multatuli (FSM), di Rangkasbitung, Jumat (13/9/2024).

Pemerintah Kabupaten Lebak memiliki komitmen untuk pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi wisata kondisinya mulus dengan betonisasi, sehingga dapat mendongkrak wisatawan domestik dan mancanegara.

Selama ini, potensi destinasi wisata di daerah itu cukup luar biasa dari wisata budaya, wisata alam dan wisata buatan.

Karena itu, pemerintah daerah telah merealisasikan pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi wisata alam Gunung Luhur wilayah Lebak tengah, Pesisir Pantai wilayah Lebak Selatan, Arung Jeram, Pemandian Air Panas wilayah Lebak timur dan wisata buatan Lebak utara dalam kondisi jalan mulus.

Sedangkan, jalan menuju destinasi wisata budaya Baduy sekitar tiga kilometer yang masih dalam kondisi rusak.

“Kami minta tahun depan dialokasikan pembangunan jalan menuju destinasi wisata Baduy rampung,” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, Kabupaten Lebak tahun 2024 masuk daftar Festival Karisma Event Nusantara (KEN), sehingga membanggakan destinasi wisata budaya.

Ketiga wisata budaya yang masuk KEN di Provinsi Banten hanya Kabupaten Lebak, antara lain wisata Budaya Seba Baduy, Wisata Budaya Seren Taun, dan Wisata Budaya Festival Seni Multatuli (FSM).

“Kami yakin dari tiga wisata berbasis budaya itu dapat mengundang wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga mampu meningkatkan perekonomian, lapangan pekerjaan dan menumbuhkan pelaku UMKM,” katanya pula.

Suku Baduy alias Sunda Badui merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.

Suku Baduy termasuk sub-suku dari suku Sunda, mereka dianggap sebagai masyarakat Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.

Masyarakat Badui menolak istilah “wisata” atau “pariwisata” untuk mendeskripsikan kampung-kampung mereka. Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah “Saba Budaya Badui”, yang bermakna “Silaturahmi Kebudayaan Badui”. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button