Ekonomi

Buah Manggis dari Lebak Tembus Ekspor ke Manca Negara

Tak disangka, buah manggis atau garcinia mangostanadari yang diproduksi petani di Kabupaten Lebak ternyata menembus pasar mancanegara melalui jasa perusahaan ekspor di Jakarta.

Demikian dikemukakan Uju, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) pada kegiatan Jambore I Petani, Peternak dan Nelayan di Rangkasbitung, kabupaten Lebak, Sabtu (22/9/2023).

Uju mengatakan, buah manggis yang diekspor itu berasal dari 40 hektar tanaman manggis yang dipanen Agustus – September 2023.

Katanya, Kabupaten Lebak merupakan sentra buah manggis terbesar di Banten dengan kebun milik rakyat yang luasnya mencapai ribuan hektar di sejumlah kecamatan.

Mereka kebanyakan petani itu mengembangkan perkebunan manggis itu di atas 1.000 meter di permukaan laut.

Produksi manggis di wilayah Cipanas sekitar 40 hektar yang dipanen sekitar 60 ton diekspor ke Arab Saudi, Thailand, Jepang dan Korea Selatan.

Buah manggis ekspor itu didistribusikan dalam bentuk utuh, lengkap dengan cangkangnya.

“Kami memastikan perguliran uang hasil panen manggis bisa mencapai ratusan juta rupiah,” kata Uju.

Ia mengatakan, buah manggis di wilayah Cipanas hingga kini menjadikan andalan ekonomi masyarakat.

Selain pasar ekspor juga memenuhi pasar domestik seperti dipasok ke Bogor, Tangerang dan Jakarta.

Saat ini harga manggis di tingkat petani antara Rp25.000 – Rp 30.000 per kilogram. Namun harga itu naik tajam jika diekspor hingga lebih Rp50.000 per Kg.

Buah manggis Cipanas memiliki keunggulan dan berkualitas, selain rasanya manis sedikit asem dengan warna kulit ungu dengan berat antara 120 sampai 150 gram per buah.

“Kami minta ke depan buah manggis bisa dipanen setahun dua kali musim, sehingga pendapatan ekonomi petani meningkat,” katanya menjelaskan.

Amas (50), petani Desa Haur Gajrug Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak mengatakan dirinya panen manggis September 2023 sebanyak 60 batang pohon dengan menghasilkan pendapatan Rp20 juta.

Produksi tanaman manggisnya itu ditampung oleh pengepul untuk dijual ke perusahaan eksportir di Jakarta. “Kami sudah biasa menjual buah manggis itu ke pengepul dengan harga diborong di atas pohon,” katanya.

Samsudin (55), pengepul manggis mengatakan bahwa dirinya setiap panenan memasok manggis ke perusahaan eksportir antara satu atau dua truk jika musim panen.

Saat ini, tanaman manggis relatif baik dan tidak terserang berbagai hama dan penyakit sehingga kemungkinan panen tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kami menampung manggis dari petani Lebak dan dijual ke perusahaan di Jakarta,” katanya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan selama ini kualitas produksi manggis di daerah ini relatif bagus karena rasanya asam tanpa getah bening dengan warna kulit ungu.

Produksi manggis yang dikembangkan petani Lebak dipasok ke luar negeri bisa mencapai 150 ton dari berbagai daerah, seperti Kecamatan Cipanas, Sobang, Cibeber dan Lebakgedong melalui eksportir dari Tasikmalaya dan Jakarta.

Pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas dan produktivitas manggis guna memenuhi permintaan pasar mancanegara.

“Saya yakin pengembangan tanaman manggis itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani,” katanya. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

*) Berita ini bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

Back to top button