Mozaik

Festival Ramadhan Masjid Agung Kota Serang Ajang Berburu Takjil

Festival Ramadhan yang diadakan di Masjid Agung Kota Serang menjadi destinasi warga untuk ngabuburit dan berburu takjil sambil menunggu waktu berbuka puasa. Warga kota sangat antusias untuk ngabuburit di Festival Ramadhan ini.

Ramadhan merupakan bulan suci bagi semua umat muslim untuk menunaikan ibadah puasa selama kurang lebih 1 bulan.

Selain aktivitas keagamaan, Ramadhan juga memiliki sejumlah tradisi budaya masyarakat, salah satunya adalah kegiatan untuk menunggu berbuka puasa. Ngabuburit ialah salah satu tradisi yang menantikan berbuka puasa di sore hari.

Tradisi yang khas dilakukan dibulan Ramadhan ini, kini telah menjadi suatu budaya yang dikenal atau dilakukan secara luas oleh masyarakat. Meskipun, puasa hanya dijalankan oleh orang-orang yang beragama Islam, tetapi kebiasaan ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa kini juga dilakukan oleh berbagai kalangan.

Festival Ramadhan yang digelar di depan Masjid Agung Kota Serang Banten menyajikan beragam menu makanan lezat khas Ramadhan. Masyarakat berantusias menyerbu festival ini untuk ngabuburit dan berburu takjil dan beberapa sajian untuk berbuka puasa.

”Kami setiap tahun selalu ngabuburit, mau jajan-jajan aja nyari takjil kaya gorengan, minuman-minuman buah yang seger-seger gitu,” ucap Tamara, pengunjung.

Para penjual takjil pun bersemangat menyiapkan hidangan spesial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mereka menjajakan takjil dengan berbagai variasi rasa dan sajian menarik untuk menarik perhatian para pemburu takjil.

Pengunjung sangat menikmati dan selalu merindukan suasana ngabuburit di Ramadhan, seperti yang diungkapkan oleh Rayhan salah satu pengunjung festival.

“Menurut saya ngabuburit tahun ini cukup berkesan karena suasana masih ramai dan seru. Namun, alangkah baiknya jika tata letak atau stand jualan lebih ditata lagi dan mungkin ke depannya lebih variatif lagi untuk jenis makanan dan minuman yang dijual, supaya pengunjung tidak bosan.”

Para pedagang yang juga mendominasi area Masjid Agung Kota Serang ternyata tidak seluruhnya merupakan pedagang tetap yang setiap hari selain di bulan Ramadhan.

Beberapa pedagang ada yang berdagang hanya di bulan Ramadhan saja, salah satunya Mutia. “Saya berjualan di sini setiap satu tahun sekali, di bulan Ramadhan saja. Selain bulan Ramadhan, saya juga tidak berjualan di sini maupun di tempat lain,” tuturnya.

Festival Ramadhan selalu dipadati para pengunjung terutama di antara waktu setelah Ashar dan sebelum Magrib.

“Festival Ramadhan ramainya di jam 4-5 sore atau mendekati jam berbuka, kalau habis Dzuhur masih sepi,” tutur Mutia, pedagang.

Orang-orang mengunjungi Festival Ramadhan sekalian memanfaatkan waktu untuk berburu kuliner sekaligus menunggu waktu berbuka.

Selain itu, mayoritas produk yang dibeli pengunjung adalah makanan dan minuman yang adanya hanya di bulan Ramadhan saja.

“Orang-orang biasanya beli jajanan apem Pandeglang, cuer, ketan bintul, pokoknya makanan yang ada di setiap bulan Ramadhan,” imbuh Mutia.

Diselenggarakannya Festival Ramadhan ini juga bertujuan sebagai magnet atau sebagai dorongan positif bagi perekonomian masyarakat terutama para pelaku UMKM/pedagang kecil yang mengais dan mengharap rezeki di bulan yang suci ini.

Selain itu, Festival Ramadhan tentunya juga ditujukan untuk masyarakat umum sebagai tempat hiburan dan pusat kuliner bagi masyarakat baik luar maupun penduduk asli Serang. (*)

Berita ini dibuat oleh Kelompok 4 Kelas 4E Ikom Untirta terdiri dari Afina Rizqi Prianto, Nelis Novitasari, Siti Fatihah Ashari, Azahra Magdataura Bani Agung, Raihny Nur Zahra.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button