Mozaik

Deklarasi IPASI, Wadah Alumni Santri Dilakukan Paska Musim Haji

Abuya KH A Nafis Imron Bustomi Cisantri didampingi KH Ochep as Sonhaji menetapkan Deklarasi IPASI atau Ikatan Persaudaraan Alumni Santri Indonesia akan dilaksanakan seusai perhelatan musim haji di Arab Saudi.

Momen deklarasi setelah musim haji karena banyak alumni santri yang sedang menjalankan ibadah rukun Islam yang ke 5 di tanah suci Mekah.

Penetapan deklarasi IPASI tersebut disaksikan para pengurus pusat maupun wilayah dan daerah juga cabang, baik dari Banten, perwakilan DKI Jakarta, Jabar, Povinsi lain, serta Kabupaten Kota dan Kecamatan di Provinsi Banten.

Semua perwakilan sepakat dan berdasarkan pertimbangan Abuya KH A Nafis Imron Bustomi dan KH Ochep as Sonhaji, bahwa pengukuhan sekaligus deklarasi yang akan di laksanakan seusai kepulangan jamaah haji, terlebih Banten dan khususnya Pandeglang memiliki Ikon kota sejuta santri seribu ulama serta Identitas kejawaraannya.

Semua yang hadir setelah mendengar perkataan penetapan waktu pengukuhan dari Abuya KH. A Nafis Imron Bustomi Cisantri, terlihat wajah para alumni santri yang hadir semangat dan gembira.

Karena sebagai alumni santri, mereka sudah sah mempunyai wadah ikatan batin persaudaraan antar sesama alumni santri di seluruh Indonesia.

Setelah Abuya KH A Nafis Imron Bustomi Cisantri menetapkan waktu pengukuhan, KH. Ochep as Sonhaji mengatakan mengucapkan terimakasih atas penetapan tersebut.

“Ini patut disyukuri bersama, karena telah hadir sebuah wadah perkumpulan alumni santri seluruh Indonesia, IPASI,” kata KH Ochep.

Organisasi ini bukan semata – mata untuk Banten, DKI dan Jawa Barat saja, melainkan untuk seluruh alumni santri yang berada di Indonesia dan yang berada di luar negeri.

Katanya, alumni santri itu memiliki berbagai latar belakang. Ada Profesor, bukan hanya kiai dan ustadz saja, melainkan ada dari TNI, Polri, Instansi pemerintahan pengusaha, petani, jawara dan sebagainya.

Karena itu, IPASI bertekad untuk menyatukan berbagai latara belakang dan menjadi rumah bagi seluruh alumni santri.

“Walau dia sudah berada di lembaga lain tidak masalah gabung di IPASI asal syaratnya pernah nyantri. Prinsip ini harus kita jaga dan marwah santri itu sendiri, jangan sampai nama IPASI tercoreng rusak di muka umum oleh pihak atau oknum,” ujar KH Ochep

Sebab pernah menjadi santri atau disebut mesantren merupakan syarat mutlak untuk gabung dengan IPASI. “Namanya juga organisasi alumni santri, sehingga harus pernah mondok dulu di pesantren jelasnya,” katanya.

Sejumlah alumni santri menyambut kehadiran IPASI. “Selama ini tidak ada wadah alumni santri, padahal alumni santri sangat banyak dan profesinya pun bervariasi,” katanya.

Beberapa santri yang hadir juga menyatakan harus bangga menjadi alumni santri. Karena belajar di Pondok Pesantren atau nyantri akan berbeda dengan sekolah formal lainnya.

Para santri memang menjalankan kehidupannya di pondok pesantren dan hampir seluruh kegiatannya dilakukan bersama. Misalnya makan bareng dengan beralas daun dan dihampar dalam sebuah area tertentu.

Kebiasaan orang nyantri ini tidak akan ditemukan pada sekolah formal, meski sekolah tersebut menerapkan asrama atau boarding school. Kebiasaan ini menyatukan dan mengikat antara santri hingga telah lulus dan berprofesi di berbagai bidang. (Siaran Pers IPASI)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button