Mozaik

Tradisi Qunutan di Kota Serang Hanya Terjadi Pertengahan Ramadan

Tradisi Qunutan merupakan sebuah tradisi budaya yang dilakukan pada pertengahan bulan Ramadan. Tradisi ini biasa dilakukan turun temurun oleh warga, salah satunya oleh masyarakat di Kampung Kelebut, Kota Serang.

“Qunutan itu kan kaya tasyakuran gitu ya, mensyukuri karena telah melaksanakan sebagian atau separuh amalan pada bulan Ramadan. Dilakukannya Qunutan ini juga agar kita mendapatkan keselamatan sampai nanti lebaran,” Kata Saipul, salah satu Ustad di Kampung Kelebut.

Tradisi Qunutan ini sangatlah identik dengan ketupat. Acara Qunutan hanya ada pada bulan Ramadan saja, hanya ada pada pertengahan bulan Ramadan. Qunutan ini sudah menjadi budaya khas Ramadan di Serang.

“Kalau Qunutan itu memang ya pas Qunut doang, pas Ramadan doang. Kecuali untuk ketupatnya itu lain lagi ya. Kalau Qunut kan cuman di pertengahan bulan Ramadan doang,” ujar Ustad Saipul.

Dalam tradisi Qunutan ini, masyarakat di Kampung Kelebut akan memasak makanan-makanan khas yang nantinya akan di santap sendiri, ataupun dibagikan di mushola atau masjid.

Setelah melaksanakan tarawih, masayrakat Kampung Kelebut akan berbondong-bondong datang ke masjid untuk melakukan riungan atau doa bersama dengan membawa makanan yang sudah dimasak pada siang hari. Makanan-makanan tersebut akan dibacai doa, kemudian akan dibagikan kembali kepada warga untuk dibawa pulang.

Masyarakat Kampung Kelebut sangat antusias untuk meramaikan tradisi Qunutan. Tradisi Qunutan ini sudah dilakukan oleh masyarakan Kampung Kelebut sejak dahulu kala. Dari segi suasana pun tidak ada perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Tradisi Qunutan selalu ramai dari tahun ke tahun.

“Untuk perbedaan suasana Qunutan di Kampung Kelebut sih sebenernya tidak ada perbedaan ya, sama aja sih, sama-sama ramai. Dulu ramai, sekarang pun ramai soalnya ini sudah menjadi tradisi jadi masyarakat pun sudah terbiasa dengan hal ini. Jadi udah ga asing lagi, udah ga aneh lagi gitu.” Kata Ustad Saipul.

Saipul selaku Ustad di Kampung Kelebut menaruh harapan untuk Tradisi Qunutan ini kedepannya. Ia berharap agar tradisi ini jangan sampai di lupakan dan jangan sampai di tinggalkan. Ia berharap agar tradisi ini akan terus dilakukan hingga generasi kedepannya.

“Harapan saya untuk tradisi Qunutan kedepannya ya mungkin jangan sampai kita lupakan dan jangan sampai kita tinggalkan. Terus jangan sampai tradisi ini tidak di jalankan oleh anak-anak kita, cucu-cucu kita selanjutnya. Ya jangan sampai kita tinggalkan lah,” ujarnya. (*)

Berita ini disusun oleh Kelompok 4 Kelas 4E Ikom Fisip Untirta tediri dari Azahra Magdataura Bani Agung, Nelis Novitasari, Raihany Nur Zahra, Siti Fatihah Ashari, Afina Rizqi Prianto.

Iman NR

Back to top button