Opini

Jebakan Politik Elektabilitas Pilkada Banten 2024

Menjelang Pilkada Banten 2024, sorotan terhadap esensi demokrasi semakin tajam. Dalam riuhnya talkshow dan debat publik, suara-suara kritis mulai bermunculan, mengingatkan makna sejati dari memilih seorang pemimpin.

OLEH: EKO SUPRIATNO *)

Demokrasi, yang selama ini dipahami sebagai sistem yang memberi suara kepada rakyat, seharusnya tidak hanya diukur dari popularitas semata. Di sinilah jebakan politik elektabilitas mulai beraksi dalam Pilkada Banten 2024.

Popularitas, seolah menjadi mantra yang sering kita dengar, kini beriringan dengan istilah elektabilitas. Namun, apakah ketenaran itu benar-benar ukuran yang tepat untuk menilai seorang pemimpin?

Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi instan dan citra glamor, seringkali terjebak dalam bayang-bayang selebriti politik. Terlalu sering, menilai seorang calon hanya dari seberapa banyak mereka muncul di layar televisi atau seberapa sering mereka menjadi trending topic di media sosial.

Ketika berbicara tentang memilih pemimpin, penting untuk mengingat bahwa kualitas jauh lebih berarti daripada sekadar ketenaran.

Seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat, yang memiliki integritas dan visi yang jelas, seharusnya menjadi prioritas utama.

Pemimpin yang bermutu tidak hanya berbicara tentang janji manis, tetapi juga mampu mewujudkan tindakan nyata yang berdampak bagi rakyatnya.

Demokrasi seharusnya berfokus pada pencarian pemimpin berkualitas. Hasil survei, yang sering dijadikan acuan untuk mengukur elektabilitas, sering kali tidak mencerminkan realitas yang sesungguhnya.

Survei dapat menyesatkan, menciptakan ilusi popularitas yang bisa mengaburkan pandangan kita terhadap calon pemimpin yang benar-benar layak.

Di balik anggapan bahwa semakin banyak suara, semakin kuat dukungannya, terdapat risiko yang besar.

Jebakan politik ini memicu kita untuk terbuai oleh glamor dan citra, alih-alih menggali lebih dalam ke dalam substansi dan rekam jejak calon. Kita harus berani menolak godaan untuk memilih hanya berdasarkan apa yang terlihat di permukaan.

Menghadapi Pilkada Banten, saatnya kita berani memilih dengan hati dan pikiran yang jernih. Mari kita tanya pada diri kita sendiri: siapa pemimpin yang benar-benar layak untuk memimpin kita menuju masa depan yang lebih baik?

Dalam perjalanan panjang menuju pemilihan, mari kita jangan terjebak dalam politik elektabilitas yang dangkal. Sebaliknya, marilah kita menggali kualitas, integritas, dan visi yang dapat mengubah Banten menjadi lebih baik.

Di sinilah tantangan bagi kita sebagai pemilih: untuk tidak terpedaya oleh citra yang gemerlap dan suara-suara yang menggugah, tetapi untuk mencari sosok pemimpin yang siap membawa tanggung jawab dan memberi makna pada demokrasi yang kita anut.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Banten, di mana pemimpin yang berkualitas akan mengedepankan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Pemimpin Instan

Di tengah desakan suara rakyat, sering kali kita terjebak dalam ilusi demokrasi. Seperti ungkapan bijak Emha Ainun Nadjib, suara rakyat tidak selalu sejalan dengan kebenaran yang sejati.

Dalam keramaian pemilu, kita melihat bagaimana dukungan bisa beralih pada sosok-sosok yang mungkin lebih dikenal, tetapi tidak selalu layak untuk memimpin. Kita berisiko memilih pemimpin instan yang tampak menarik, namun berpotensi merugikan masyarakat.

Masyarakat Banten, saatnya kita menyadari bahwa kualitas pemimpin tidak dapat diukur hanya dari popularitas. Kita hidup di zaman di mana citra dan penampilan sering kali mengalahkan substansi.

Dalam arus informasi yang deras, banyak calon berlomba-lomba menciptakan persona yang menawan, memikat perhatian dengan janji-janji manis yang terkadang tidak memiliki dasar yang jelas.

Namun, apakah kita benar-benar mengenal mereka? Apakah kita cukup kritis untuk menilai rekam jejak, visi, dan misi mereka?

Penting bagi kita untuk membangun kesadaran kolektif. Mari kita tidak hanya terpaku pada wajah-wajah yang familier atau suara-suara yang nyaring. Kita harus menggali lebih dalam, mencari tahu bagaimana mereka akan menghadapi tantangan yang dihadapi masyarakat.

Apa yang telah mereka lakukan sebelumnya? Apakah mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang relevan bagi kita?

Sebagai pemilih yang cerdas, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa suara kita tidak jatuh ke tangan yang salah. Kita perlu menuntut lebih dari sekadar popularitas.

Kita harus berani bertanya dan mendorong dialog yang kritis. Dengan begitu, kita dapat menciptakan pemimpin yang benar-benar berkualitas, bukan hanya sekadar bintang dalam panggung politik.

Pemimpin Berkualitas

Demokrasi bukan sekadar perlombaan angka, di mana siapa yang paling banyak suara dianggap sebagai pemenang.

Ia adalah sebuah perjalanan, suatu usaha kolektif untuk menciptakan pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada kepentingan jangka pendek, tetapi juga mampu membangun peradaban yang bermaslahat bagi seluruh masyarakat.

Menjelang Pilkada Banten 2024, kita dihadapkan pada tanggung jawab yang besar. Saat suara kita menjadi penentu, sudah saatnya kita memastikan bahwa calon pemimpin yang terpilih adalah mereka yang memiliki integritas, visi yang jelas, dan komitmen untuk menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati.

Hanya dengan cara inilah kita dapat menegakkan demokrasi yang sejati, di mana kepentingan rakyat tidak hanya menjadi jargon, tetapi menjadi realitas yang terasa dalam setiap kebijakan yang diambil.

Penting bagi kita untuk mengembangkan sikap kritis dan cerdas dalam memilih. Dalam era informasi yang berlimpah, kita harus pandai memilah antara yang hanya sekadar menampilkan citra dan yang benar-benar memiliki substansi.

Mari kita dukung calon-calon yang siap menghadapi tantangan dengan bijak, yang memiliki rekam jejak yang dapat dipertanggungjawabkan, dan yang mampu mendengarkan suara rakyat dengan tulus.

Ketika kita berbicara tentang demokrasi, ingatlah bahwa ini adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi: kesejahteraan dan keadilan bagi semua. Mari kita membersihkan demokrasi dari praktik-praktik yang hanya mengedepankan popularitas, yang mengabaikan esensi dari kepemimpinan itu sendiri.

Kita harus bersama-sama mencari pemimpin yang mampu membawa perubahan positif, yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak dengan hati dan akal.

Demokrasi yang sejati adalah yang mampu menciptakan pemimpin berkualitas, pemimpin yang akan melayani kepentingan rakyat dengan tulus dan penuh dedikasi.

Mari kita wujudkan visi ini dalam setiap langkah kita, agar Banten tidak hanya menjadi sekadar nama di peta, tetapi sebuah daerah yang diisi oleh pemimpin-pemimpin yang menginspirasi dan membawa harapan. (**)

*) EKO SUPRIATNO adalah Dosen Ilmu Pemerintahan di Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Iman NR

Back to top button