Keajaiban Hewan Unta, Tanda Kebesaran Allah
Sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SWT, manusia sudah sepatutnya dapat mengamati tanda-tanda kebesaran-Nya. Kekuasaan dan kebesaran Allah SWT tersebar dalam setiap lini kehidupan. Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah ketika Allah SWT menciptakan hewan bernama unta untuk melayani umat manusia. Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Ghaasiyah ayat 17-21.
Ayat tersebut berbunyi, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.”
Bila membaca ayat tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan mengapa Allah SWT hanya menyebutkan unta. Sedangkan, masih banyak hewan lain yang Dia ciptakan di bumi. Perlu dicatat bahwasanya unta memiliki peran besar bagi masyarakat jazirah Arab. Unta adalah kendaraan utama masyarakat di sana ketika mereka hendak melakukan perjalanan jauh melintasi hamparan gurun pasir.
Karena begitu pentingnya peran unta, masyarakat Arab kerap memanggilnya dengan nama yang beragam. Menurut catatan Lembaga Kemukjizatan Alquran, sebagian ahli bahasa menyebut ada sekitar 6.000 kata dalam bahasa Arab yang dapat mengacu kepada unta. Antara lain, ibil, naqah, jamal, an’am, ba’ir, dan lainnya.
Baca: Gubernur Terbitkan Edaran Wajib Sholat Fardu Lima Waktu di Masjid Bagi ASN
Terlepas dari hal tersebut, seperti diketahui bahwa Alquran, sebagai pedoman utama umat Islam, juga diturunkan Allah SWT di negeri Arab. Oleh sebab itu, surah al-Ghaasiyah ayat 17-21 seperti menjadi penanda bagi masyarakat Arab agar memperhatikan kebesaran-Nya melalui seekor unta.
Secara postur, unta memang masih kalah besar oleh gajah. Kulitnya pun tidak setebal badak. Kemampuannya berlari tidak secepat kuda. Tetapi, unta memiliki ketahanan fisik yang luar biasa dan tidak dimiliki hewan lainnya.
Menurut Adnan Oktar atau biasa dikenal Harun Yahya, seorang ilmuwan dan dai terkemuka asal Ankara, Turki, unta memang memiliki daya tahan fisik luar biasa. Dia mampu bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari. Hal ini karena unta mampu mengonsumsi air hingga 50-100 liter sekali minum. Ia juga dapat melahap sekitar 30-50 kilogram makanan dalam sekali makan.
Air dan makanan tersebut kemudian akan disimpannya sebagai persediaan dalam bentuk lemak dan air di punuknya. Hal ini menyebabkan unta mampu bertahan tanpa makan dan minum selama berhari-hari. Unta juga memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang 100 kali lebih besar dibandingkan milik manusia. Dengan selaput lendir tersebut, ia mampu menyerap sekitar 66 persen kelembapan yang ada di udara.
Tak hanya itu, unta pun memiliki struktur tubuh yang terbilang unik. Sebab, unta mampu menghemat penggunaan air dengan memaksimalkan pengaliran urea ke dalam tubuhnya secara berulang-ulang. Pada tubuh manusia atau hewan lainnya, menggunakan urea ke dalam darah akan mengakibatkan keracunan. Sebab, urea adalah ampas yang disaring tubuh melalui ginjal ataupun saringan sejenis.
Keistimewaan unta lainnya adalah mata dan hidungnya. Unta mempunyai dua lapisan bulu mata yang lengket yang berfungsi melindungi matanya dari terpaan pasir. Begitu pun lubang hidungnya, yang dapat ditutup olehnya. Dengan demikian, unta akan mampu bertahan walaupun badai pasir menerjang dirinya.
Dengan keistimewaan dan kelebihan tersebut, tak mengherankan jika unta dijadikan kendaraan utama masyarakat Arab. Tak terkecuali oleh Nabi, para sahabat, dan khalifah-khalifah setelahnya. Dan Allah SWT, dengan kebesaran dan kekuasaan-Nya, menjadikan unta, walaupun memiliki daya tahan fisik yang kuat, tetap tunduk dan patuh terhadap manusia. Seperti diterangkan dalam surah Yasin ayat 71-72.
Ayat tersebut berbunyi, “Apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; Maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan.” (Dikutip Utuh Dari republika.co.id)