NewsOpini

Meraih Mimpi di Tengah Tantangan : Perjalanan Gapai Cita Cita

Perjalanan menuju cita-cita seringkali kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang menguji tekad, semangat, dan kesungguhan kita.

Salah satu cerminan dari semangat tersebut dapat ditemukan dalam kisah seorang siswa perempuan SMA berinisial RH yang berasal dari daerah dengan kualitas sekolah yang dapat dibilang cukup tertinggal.

Oleh : Hanifa Dina Aulia Dewi UmbaraProgram Pascasarjana Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia*)

Pada akhirnya ia memutuskan untuk bersekolah dengan jarak yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Dengan mata yang masih berat dan kantuk, ia mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang menuju sekolah selama 50 menit.

Di daerahnya, aksesbilitas menjadi salah satu tantangannya.

Jarak yang jauh dari tempat tinggal ke sekolah membuatnya harus menempuh perjalanan menggunakan transportasi umum yaitu angkutan kota (angkot).

Meskipun transportasi terbatas dan kondisi sulit lainnya, semangatnya untuk menggapai cita-cita tidak pernah luntur.

Dengan buku-buku pelajaran yang dibawa dalam ranselnya.

Dia berangkat setiap hari dengan tekad yang bulat, siap menghadapi segala rintangan yang mungkin menghalangi langkahnya menuju masa depan yang gemilang.

Sebagai siswa SMA, proses belajar bukanlah sekadar kewajiban rutin yang harus dilaksanakan, tetapi juga merupakan langkah awal yang menentukan arah cita-cita masa depan.

Saat memasuki jenjang SMA, RH dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah.

Di daerah tempat tinggalnya, tidak ada sekolah yang dapat mendukung cita-citanya untuk melanjutkan kuliah jurusan kedokteran.

Setelah berdiskusi dengan orang tua dan guru, RH memutuskan untuk mendaftar di sebuah SMA unggulan yang berlokasi di Kota Serang, Banten yang terkenal dengan program belajar mengajar yang bagus dan prestasi akademik yang gemelang.

Keputusan ini membawa konsekuensi yang besar.

RH harus berpisah dengan teman-teman dan lingkungan yang akrab baginya.

Namun, idealisme dan tekadnya untuk menjadi dokter menguatkan hati RH untuk melangkah maju.

Sejak kecil ia sudah memiliki cita-cita menjadi seorang dokter.

Keinginannya menjadi seorang dokter inilah yang menjadi awal terbentuknya idealisme dalam dirinya.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan RH sangat ingin bersekolah di luar daerah tempat tinggalnya.

Pertama, dari sisi persaiangan antar siswanya, ia menyadari bahwa persaingan belajar antar siswa didaerahnya sangat rendah.

Sehingga motivasi belajar yang tercipta juga sangat rendah.

Hal tersebut membuatnya merasa cepat puas dengan pencapaian yang ia dapat karena ia yakin pencapaian tersebut jika dibandingkan dengan siswa dari daerah lain belum tentu dapat bersaing.

Kedua, dari sisi guru, beberapa guru di daerahnya menganggap bahwa untuk melanjutkan kuliah kedokteran merupakan suatu hal yang muluk.

Sehingga guru-guru tersebut menyarankan untuk melanjutkan SMA di luar daerah tempat tinggalnya.

Maka dari itu, ia berharap dapat bertemu siswa-siswa lain yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan bertemu dengan guru yang tidak menganggap melanjutkan kuliah kedokteran sebagai hal yang muluk dan dapat membantunya untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter.

Saat mulai menjalani masa SMA, ia dapat langsung menyadari bahwa ia cukup tertinggal kemampuannya dengan siswa-siswa yang juga ingin melanjutkan kuliah di jurusan kedokteran. Sesuai dengan ekspetasi yang dimilikinya terkait guru-guru di sekolah tersebut.

RH merasa bahwa guru-guru di sekolah tersebut sangat mendukungnya untuk dapat melanjutkan studi di jurusan kedokteran.

Hal tersebut sangat ia rasakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Salah satu contohnya adalah pemberian latihan soal dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi yang diberikan oleh guru yang secara tidak langsung dapat menaikkan motivasi belajarnya.

Peningkatan motivasi belajar juga ia rasakan ketika masuk di kategori kelas unggulan yang mana membuatnya bertemu dengan teman-teman kelas yang memiliki motivasi belajar yang tinggi juga.

Setelah semua perjalanan yang dilaluinya selama tiga tahun menjalani masa SMA, akhirnya ia berhasil diterima oleh perguruan tinggi negeri jurusan kedokteran.

Kisah RH menunjukkan bahwa idealisme yang kuat dan keberanian untuk meninggalkan zona nyaman demi mengejar cita-cita dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang.

Berkat dukungan keluarga dan tekad yang bulat, RH berhasil mengatasi berbagai tantangan dan mencapai impiannya menjadi seorang dokter.

Pengalaman ini menegaskan bahwa dengan usaha keras, disiplin, dan komitmen, impian besar dapat diraih, membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berani bermimpi dan bekerja keras untuk mencapainya.

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button