Nenek Sapiah Tinggal Di Bekas Kandang Ayam di Kampung Cidadap
Bertahun-tahun, Nenek Sapiah (90), tinggal di bekas kandang ayam di Kampung Cidadap, RT 01/RW 03, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Nenek ini hidup sebatang kara.
Kamarnya berada dibelakang rumah milik Rohiyah (52). Ukuran kamarnya hanya 1,5 meter x 1,5 meter. Karena sudah sepuh, pendengarannya pun kurang. Bahkan kondisi tubuhnya memaksa dia harus buang air besar dan kecil di tempat tidurnya.
Rohayah adalah orang yang merawat nenek Sapiah, meski Nenek Sapiah tidak memiliki hubungan darah apapun dengannya. Dia memberinya makan, minum, membersihkan tubuh sang nenek dan kotorannya. Suaminya hanya tukang ojek dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya.
Bangunan kamarnya hanya terbuat dari triplek tipis yang ditutupi spanduk bekas. Alasnya hanya tanah. Atapnya pun hanya dari seng yang sudah bolong dan selalu bocor saat hujan turun. Nenek Sapiah hidup sebatang kara. Saat masih mudanya, sang nenek kerap memijat untuk orang yang membutuhkan tenaganya untuk ‘service badan’.
Baca:
- Wagub: Kemiskinan di Banten Turun 4,13 Persen
- Polisi Menyambangi Warga Miskin di Ciruas, Carenang dan Kragilan
- BPS: Tahun 2018 Orang Miskin di Banten 668.740 Jiwa
Enggak Diurus
“Enggak punya suami, enggak punya keluarga dan saudara. Kasian enggak ada yang ngurus. Saya kasih makan minum seadanya. Suami saya ngojek,” kata Rohayah, ditemui dikediamannya, Kamis (7/11/2019).
Hingga akhirnya keluhan Rohayah itu terdengar Koramil 0227/Cipocok, Kota Serang. Rohayah menceritakan kondisi Nenek Sapiah ke anggota Koramil yang datang melihat dan meminta dibuatkan kamar yang lebih layak.
“Alhamdulillah di sini, dari Koramil, bapak ABRI datengin kesini, yang membangun ini dari Koramil. Kalau bisa mah pengen dibantu sama pemerintah, ya terserah pemerintah lah (apa bantuannya),” jelasnya.
Koramil 0227/ Cipocok membenarkan telah membangun kamar yang lebih layak dibandingkan kondisi sebelumnya. Kapten CAJ (K) Ana Dahliana, selaku Danramil menjelaskan pihaknya saat itu tidak memiliki dana untuk membuatnya, sehingga harus menggandeng dan mengajak toko material untuk bergotong royong membantu nenek Sapiah.
Danramil wanita satu-satunya di Banten ini menjelaskan kalau material bahan bangunan berupa semen, pasir, triplek, kayu hingga baja ringan dibantu oleh toko material. Kemudian yang membangun kamar nenek Sapiah dilakukan oleh prajuritnya. Bahkan keramik sebagai alas kamar sang nenek, menggunakan sisa keramik yang ada di Koramil 0227/Cipocok.
“Saya minta anggota saya keliling ke toko matrial untuk minta bantuan. Malu memang, tapi bagaimana lagi. Anggap saja kita membantu orangtua kita sendiri. Biar yang maha kuasa yang membalas,” kata Kapten CAJ (K) Ana Dahliana, ditemui dikantornya, Kamis (07/11/2019).
Kapten Ana mengaku apa yang dilakukan prajuritnya untuk membuatkan rumah kayak hunu masih belum sempurna. Namun hanya itu yang bisa dilakukan olehnya untuk membantu sesama. Terlebih Nenek Sapiah sudah dianggapnya sebagai orangtuanya sendiri.
“Kita bangun alakadarnya saja, setidaknya lebih layak dari sebelumnya. Luasnya kita tambah jadi 2,5 meter kali 1,75 meter. Karena lahannya terbatas. Kita bangun selama tiga hari,” jelasnya. (Yandhi Deslatama)