Advetorial

Peduli Kelompok Tani, Banten Serahkan Bantuan 120 Hand Traktor

Dalam upaya membantu kesejahteraan para petani, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten secara terus menerus memberikan perhatian secara penuh. Seperti halnya kali ini, Pemprov menyerahkan bantuan 120 hand traktor dari Gubernur Banten, H. Wahidin Halim, kepada Kelompok Tani yang tersebar di empat Kabupaten dan satu Kota. Bantuan inipun, sebagai bentuk rasa kepedulian dari Pemprov Banten kepada para petani. Supaya hasil panen dapat memenuhi terget yang diinginkan.

Bantuan hand traktor dari Gubernur Banten tersebut secara simbolis diserahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Agus M Tauchid kepada perwakilan Kelompok Tani di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Drangong, Kota Serang, Rabu (23/6/2031).

Seusai penyerahan, Agus M Tauchid mengatakan, penyerahan bantuan hand tractor dari Pemprov Banten adalah bentuk upaya Pemprov Banten dalam pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. “Pemberian hand tractor dari Pemprov Banten kepada 120 kelompok tani di empat Kabupaten dan satu Kota Serang, menunjukkan bahwa Pak Gubernur Banten dan Pak Wakil Gubernur Banten begitu perhatian terhadap para petani dan sektor pertanian di Banten,” ungkap Agus seusai penyerahan hand traktor.

Tidak sampai disitu, Agus juga menjelaskan, 120 Kelompok Tani (Poktan) yang mendapat bantuan tersebut, yang tersebar di Kabupaten Lebak sebanyak 34 Poktan, Kabupaten Pandeglang 33 Poktan, Kabupaten Serang 31 Poktan, Kabupaten Tangerang 18 Poktan, serta Kota Serang sebanyak 4 Poktan.

Menurut Agus, bantuan hand tractor merupakan salah satu upaya Pemprov Banten dalam meningkatkan produksi padi. “Banten saat ini termasuk sembilan besar produsen beras tertinggi di Indonesia dan tahun ini target kita bisa naik ke posisi delapan besar,” jelasnya. Dan, tambah Agus, tahun ini ditargetkan bisa menempati posisi nomor 8 di Indonesia.

Tak lupa, Agus memastikan, hand tractor diberikan secara gratis dan tidak ada tebus-menebus dalam proses pemberian bantuan tersebut. Poktan penerimaannya pun dipastikan sudah masuk dalam Simluhtan (Sistem Penyuluh Pertanian). “Pak Gubernur memberikan bantuan di saat para petani membutuhkan bantuan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Diharapkan ini bisa menumbuhkan sektor lain, seperti terciptanya lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Salah satu petani penerima bantuan Sanara dari Kelompok Tani Sekar Mekar Desa Cimentrung, Kecamatan Cadasari, Pandeglang, ia mengaku bersyukur atas bantuan hand traktor tersebut. “Alhamdulilah bantuan dari Provinsi Banten, berupa hand tractor kami terima dengan baik. Kami ucapkan terima kasih karena sudah sangat peduli terhadap para kelompok tani. Sekali lagi terima kasih kepada Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur karena kami sudah dibantu,” tutupnya dengan singkat seraya mengakhiri wawancara.

Seperti disebutkan Agus, berdasarkan data pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat pada tanggal 1 Maret 2021, Provinsi Banten menempati posisi sembilan (9) besar produsen beras secara Nasional tahun 2020. Dengan luas panen 325.333 ha, Provinsi Banten mampu menghasilkan padi 1.655.170 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau setara 937.815 ton beras. Sedangkan diketahui, Hand Traktor merupakan salah satu alat yang diciptakan di Cina, dengan fungsi utamanya adalah untuk mengolah tanah.

Namun, pada sebenarnya hand tractor memiliki banyak fungsi, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan sebagainya. Alat ini diharapkan akan berguna di wilayah Indonesia, khususnya Banten, yang terkenal sebagai negara agraris. Sebab itulah, Pemprov Banten memberikan hand traktor kepada para petani, supaya dapat meningkatkan produksi hasil tani dengan tanah yang subur.

Bantuan tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Badan Pusat Statistik (BPS) Banten untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan Menurut Subsektor di Provinsi Banten dari tahun 2020-2021 berada di atas angka 100.

NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya. NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

Untuk NTP bulanan pada 2020 yaitu, NTP Gabungan : January 105,14 persen, Febuary 105,49 persen, Maret 106,01 persen, April 106,01 persen, Mei 103,61 persen, Juni 101,45 persen, Juli 99,69 persen, Agustus 100,32 persen, September 101,20 persen, Oktober 101,97 persen, November 100,82 persen, Desember 100,82 persen.

Untuk Perikanan, pada bulan January 100,42 persen, Febuary 99,50 persen, Maret 99,40 persen, April 98,22 persen, Mei 97,96 persen, Juni 98,47 persen, Juli 97,33 persen, Agustus 97,60 persen, September 97,45 persen, Oktober 97,67 persen, November 97,75 persen, Desember 98,73 persen.

Sedangkan Peternakan, bulan January 96,56 persen, Febuary 96,53 persen, Maret 95,92 persen, April 93,96 persen, Mei 94,13 persen, Juni 95,34 persen, July 97,59 persen, Agustus 95,85 persen, September 93,96 persen, Oktober 92,70 persen, November 94,23 persen, Desember 95,49 persen.

Tanaman Holtikultura, bulan January 105,77 persen, Febuary 106,40 persen, Maret 106,85 persen, April 106,07 persen, Mei103,33 persen, Juni 102,10 persen, July 101,96 persen, Agustus 101,59 persen, September 102,51 persen, Oktober 101,31 persen, November 100,08 persen, Desember 100,38 persen.

Tanaman Pangan, bulan January 106,70 persen, Febuary 106,96 persen, Maret 107,84 persen, April 104,55 persen, Mei 101,76 persen, Juni 99,49 persen, July 100,13 persen, Agustus 101,60 persen, September 102,77 persen, Oktober 101,28 persen, November 101,19 persen, Desember 100,74 persen.

Tanaman Perkebunan rakyat, bulan January 104,42 persen, Febuary 106,24 persen, Maret 105,40 persen, April 107,47 persen, Mei 108,28 persen, Juni 104,59 persen, July 104,77 persen, Agustus 106,96 persen, September 108,08 persen, Oktober 110,07 persen, November 110,84 persen, Desember 111,10 persen.

Sementara untuk NTP Bulanan Menurut Subsektor di Provinsi Banten 2021, yaitu Tanaman Pangan, bulan January 101,15 persen, Febuary 100,38 persen, Maret 98,43 persen, dan April 95,37 persen.

Tanaman Holtikultura, bulan January 102,37 persen, Febuary 103,33 persen, Maret 103,78 persen, April 103,96 persen.

Tanaman Perkebunan Rakyat, bulan January 111,60 persen, Febuary 113,64 persen, Maret 112,89 persen, April 115,81 persen.

Peternakan, bulan January 94,14 persen, Febuary 93,93 persen, Maret 94,32 persen, April 96,13 persen. Perikanan, bulan January 98,65 persen, Febuary 100,02 persen, Maret 100,45 persen, April 100,84 persen. NTP Gabungan, bulan Januray 101,16 persen, Febuary 100,92 persen, Maret 99,69 persen, April 98,07 persen. (Adv – Biro Adpim Setda Provinsi Banten).

SELENGKAPNYA
Back to top button