Edukasi

Pemkab Lebak dan Unma Banten MoU Perkuat Program Satu Desa Satu Sarjana

Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang di antaranya untuk mendukung program prioritas Provinsi Banten, yaitu Satu Desa Satu Sarjana.

Penandatanganan MoU antara Rektor Unma Banten, Prof Dr Adnriansya dan Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah di Aula Terbatas Setda Lebak, Kamis (10/7/2025).

Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam mendukung program prioritas Pemerintah Provinsi Banten, yaitu “Satu Desa Satu Sarjana”, yang bertujuan memperluas akses pendidikan tinggi hingga ke pelosok desa serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah, menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak mungkin lepas dari peningkatan mutu pendidikan.

“Program Satu Desa Satu Sarjana bukan hanya tentang jumlah lulusan, tapi menciptakan agen perubahan di desa. UNMA adalah mitra strategis untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Rektor UNMA Prof. Andriansyah menekankan pentingnya kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat.

“Kami tidak ingin sekadar menjadi institusi akademik, tetapi aktor nyata dalam pembangunan. Tri Dharma Perguruan Tinggi harus menyentuh desa dan menjawab tantangan lokal,” kata Andriansyah.

Pendidikan Desa

Lewat MoU ini, UNMA dan Pemkab Lebak sepakat menjalankan sejumlah program kolaboratif, mulai dari pengembangan kurikulum kontekstual, pelatihan guru desa, riset terapan berbasis kebutuhan lokal, hingga pengabdian masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi dan sosial.

Salah satu fokus strategis adalah mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lebak melalui pendidikan vokasi, beasiswa afirmatif, dan penyelenggaraan kuliah jarak jauh berbasis desa.

Program Satu Desa Satu Sarjana sendiri menargetkan kehadiran minimal satu lulusan perguruan tinggi di setiap desa sebagai motor penggerak pembangunan dari dalam.

Model Kemitraan

Sebagai tindak lanjut MoU, UNMA dan Pemkab Lebak akan membentuk satuan tugas bersama untuk merancang program, modul pembelajaran, serta peta kebutuhan desa. Fokus awal diarahkan pada desa dengan IPM rendah dan akses pendidikan terbatas.

“Kami pastikan kerja sama ini tidak berhenti di atas kertas. Implementasi nyata di lapangan adalah prioritas utama,” tegas Amir Hamzah.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi model sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang pendidikan inklusif dan pengentasan kemiskinan.

UNMA juga menyatakan kesiapan membuka akses beasiswa khusus dan program KKN tematik di desa-desa Lebak sebagai bagian dari pemberdayaan komunitas secara langsung.

MoU antara UNMA dan Pemkab Lebak bukan sekadar seremoni administratif, melainkan komitmen konkret untuk meletakkan pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan daerah.

Dengan kerja sama yang konsisten dan menyentuh kebutuhan nyata masyarakat, program ini diyakini akan menjadi warisan strategis bagi generasi desa di masa depan. (Pengirim: Eko Supriatno – Unma Banten)

Iman NR

Back to top button