Pemkot Serang Targetkan 50 Hektar Tanam Bawang Merah
Meski bukan daerah pertanian, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang masih menargetkan penanaman bawang merah seluas 50 hektar selama tahun 2024 dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, Sony August, Jumat (19/1/2024) mengatakan, pihak sedang melakukan pemetaan dan melihat lahan sawah yang sudah tidak produktif untuk ditanami bawang.
“Sebenarnya kami sedang melakukan pemetaan. Kami sedang melihat kondisinya apakah ada lahan sawah yang dimungkinkan untuk ditanami bawang lagi, karena kami ingin lebih dari 12 hektar, kami targetkan 50 hektar,” katanya.
Ia mengatakan, jika tahun ini bisa memiliki 50 hektare lahan tanaman tersebut maka dapat menghasilkan panen sekitar 50 ton bawang merah.
Jika dalam tiga bulan produksi, dalam satu tahun bisa empat kali panen dengan perolehan sekitar 200 ton, sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Serang.
“Penanaman ini di Kecamatan Kasemen ini dapat dikembangkan, sehingga produksi melimpah dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Serang,” katanya.
Selain itu, ia juga menyampaikan Pemkot Serang dalam beberapa waktu ke depan akan terus mengusahakan untuk menanam beberapa jenis tumbuhan lainnya yang bisa dilakukan penanaman guna menangani inflasi.
“Ke depan kami juga berupaya menanam beberapa jenis tumbuhan lainnya, tidak hanya bawang merah untuk menangani inflasi,” katanya.
Ia mengatakan, untuk saat ini hasil panen bawang merah baru sebanyak tujuh ton di lahan seluas tujuh hektare di Kelurahan Sawah Luruh, Kasemen, Kota Serang, yang dikembangkan oleh kelompok tani.
Sementara itu, Ahmad Ropasi, Ketua Kelompok Tani Sumber Jaya, Kelurahan Sawah Luhur, Kasemen mengatakan bawang merah yang ditanam merupakan bawang merah jenis Bima Brebes yang kualitasnya bagus.
“Jenis bawang yang ditanam ini merupakan jenis bawang Bima Brebes, ini bawang yang bagus di pasar,” katanya.
Harga dari petani bawang Kota Serang berkisar Rp20 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram.
“Kalau di pasaran tergantung varietas bawangnya, kalau varietas bawang dari Jawa Timur itu terbilang rendah dibanding bawang dari Brebes,” katanya. (Desi Purnama Sari – LKBN Antara)
Editor Iman NR