Pemkot Tangerang Gelar Gerakan Pangan Murah Untuk Kendalikan Inflasi
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di 13 kecamatan sejak 30 Juli hingga 15 Agustus 2025 untuk mengendalikan laju inflasi agar sesuai standar nasional di rentang 1,5 sampai 3,5 persen.
“Sejak akhir Juli hingga pertengahan bulan ini kita gelar Gerakan Pangan Murah untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok,” kata Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Tangerang, Ruta Ireng Wicaksono Tangerang, Minggu (3/8/2025).
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, indeks inflasi periode awal semester kedua Kota Tangerang pada tahun ini tercatat di angka 2,03 persen, menjadi terendah dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya, yakni 2,82 persen pada 2023 dan 2,48 persen pada 2024.
Ia melanjutkan capaian indeks inflasi pada bulan ini menjadi modal penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya daya beli masyarakat sampai akhir tahun 2025.
“Kami akan terus menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas inflasi tetap terkendali meski dibandingkan bulan sebelumnya mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,15 persen saja,” katanya.
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menggelar “Gerakan Pangan Murah” di 13 wilayah kecamatan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Muhdorun mengatakan program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Gerakan Pangan Murah yang mengusung tagar #GampangSembako dilaksanakan mulai 30 Juli hingga 15 Agustus 2025.
Sementara itu berbagai bahan pokok yang tersedia dengan harga di bawah harga pasar meliputi minyak goreng dengan harga Rp18.500 per liter, beras SPHP 5kg Rp58.000, gula 1kg Rp 17.500, daging ayam mulai dari Rp30.000, bawang merah, bawang putih, cabai dan berbagai komoditas penting lainnya
Walikota Tangerang, Sachrudin menegaskan pengendalian inflasi bukan hanya soal angka, tetapi tentang bagaimana pemerintah hadir menjaga daya beli dan ketahanan warga.
“Pengendalian inflasi membutuhkan sinergi semua pihak, dengan mengacu pada empat pilar utama: ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif,” ujar Sachrudin.
Ia mengatakan sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan Pemkot Tangerang di antaranya dengan menggelar 22 kali operasi pasar melalui program Gelar Pangan Murah, Pasar Murah dan Bazar Murah.
Menyalurkan 9.245 bibit cabai kepada kelompok wanita tani dan masyarakat melalui Gerakan Menanam. Melakukan pemantauan harian harga kebutuhan pokok oleh Perumda Pasar, bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM serta Dinas Ketahanan Pangan. Rapat teknis rutin bersama Forkopimda, Bulog, dan BPS untuk menyikapi dinamika harga dan pasokan.
Selain itu, Pemkot juga menjalankan program Gampang Sekolah, Gampang Kerja, Gampang Sembako (3G) sebagai bentuk perlindungan sosial untuk mengurangi dampak inflasi secara langsung terhadap masyarakat.
“Semua kebijakan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kita ingin membangun kota yang kolaboratif, berkelanjutan, dan sejahtera,” katanya. (Pewarta : Achmad Irfan – LKBN Antara)





