Perlawanan Kenneth Trevi Lewat Lagu Jangan Bully dan Anti Bully
Lagu Jangan Bully dan Anti Bully adalah ekspresi perlawanan Kenneth Trevi, penyanyi cilik yang tinggal di Kota Bandung. Tindakan perundungan (bullying) menimbulkan banyak korban yang bahkan menyebabkan kematian di sejumlah tempat.
Kenneth Trevi akan meluncurkan lagu Anti Bully melalui label musik Senada Digital pada Jumat (12/4/2024) di berbagai platform musik digital.
Sedangkan lagu Jangan Bully, official music video-nya tayang perdana pada Jumat, 5 April 2024 di YouTube channel Senada Digital.
Kenneth Trevi mengatakan, lagu Jangan Bully, dan Anti Bully yang ia nyanyikan merupakan karya lagu Rulli Aryanto.
Lagu Jangan Bully lebih memberitahu bahwa jika tidak mau dibully maka jangan membully. Kalau tidak mau disiksa, janganlah menyiksa. Kalau sudah membuat kecewa orang-orang yang kita sayang, maka pasti kita akan susah sendiri.
Lagu Anti Bully lebih kepada mengajak supaya tidak saling membully, harus saling menghormati, karena kita manusia sama-sama dicipta, ketika duduk sama-sama rendah, ketika berdiri kita sama-sama tinggi, semuanya sama.
Untuk lagu Jangan Bully dikemas dalam musik remix yang asik. Sedangkan lagu Anti Bully lebih dikemas dalam bentuk musik koplo yang tidak kalah asik.
Kenneth Trevi sangat senang, sangat bersemangat sekali, dan sangat bangga karena dipercaya Senada Digital untuk merilis lagu-lagu bertema bully. Kenneth Trevi teringat pada tahun lalu ia harus tampil di panggung untuk menyanyikan lagu orang lain yang bertemakan bully.
“Tapi sekarang aku sudah punya lagu sendiri yang bertema bully, jadi aku bisa dengan bangga menyanyikan lagu aku sendiri, dan bisa mengajak teman-temanku untuk menyanyikannya bersama-sama,” kata Kenneth Trevi.
Kenneth Trevi lahir di Bandung pada 23 Oktober 2012, dari pasangan Hendri Luis (Bandung), dan Yuly (lahir di Medan dan besar di Padang).
Saat berusia 1 tahun 3 bulan, Kenneth Trevi didiagnosa Gangguan Bahasa Ekspresif. Saat berusia 3 tahun, barulah Kenneth Trevi didiagnosa Twice Exceptional. Kenneth Trevi masih konsisten menjalani berbagai macam sesi terapi hingga saat ini.
Yuly, mamanya Kenneth Trevi pada kesempatan yang sama mengatakan, saat Kenneth Trevi berusia 3 tahunan pernah tantrum hebat di tempat umum dalam waktu yang cukup lama. Tantrumnya berulang beberapa kali dan dilihat oleh banyak orang di sana.
Ketika tantrumnya sudah selesai, ada ibu-ibu lewat yang sambil jalan mengatakan “Ini nih ya anak nakal yang dari tadi nangis-nangis saja ya, yang ga bisa diam dari tadi ya, nakal sekali ya, nangis teriak ga berhenti.”
“Pernah juga ketika Kenneth Trevi masih berusia 2 tahun dibilang anak yang ga bisa apa-apa, anak yang bodoh dibanding anak-anak lain yang sudah bisa melakukan banyak hal. Saat itu aku hanya senyum saja ketika Kenneth Trevi dikatakan tidak bisa apa-apa, dan meminta maaf karena sudah membuat kegaduhan. Sejak saat itu, di dalam hati aku selalu mengatakan ke diri aku sendiri, suatu saat akan kubuktikan kalau anakku akan menjadi sosok yang bisa dibanggakan,” kata Yuly.
Menurut Yuly, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat rentan untuk menjadi bahan bully-an. Mau bagaimanapun, ABK akan selalu terlihat berbeda dibanding anak-anak lain. Perbedaan tersebut yang menjadikannya sebagai objek untuk di-bully.
Budaya tersebut terjadi karena kurangnya empati orang-orang terhadap ABK, kurangnya kesabaran ketika harus berhadapan dengan ABK, dan mungkin juga karena ada banyak orang yang tidak tahu dan tidak paham harus bagaimana cara berhadapan dengan ABK.
Mereka takut dan menghindar untuk berinteraksi dengan ABK, bahkan hanya jadi bahan olok-olokan bagi mereka.
Yuly berharap, semua ABK bisa diperlakukan sama seperti Non ABK, bisa diterima, dan dirangkul seperti anak-anak pada umumnya. ABK punya banyak keterbatasan, tapi mereka juga sama-sama punya kebutuhan untuk berinteraksi, meski dengan cara yang berbeda.
“Aku berharap masyarakat bisa membersamai mereka, bisa memperlakukan mereka sama seperti orang-orang pada umumnya, tidak mengasihani mereka, tapi kasihi mereka dengan tulus,” kata Yuly.
Sebagai orang tua ABK, Yuly selalu menghargai dan mensyukuri progress sekecil apapun yang ditunjukkan oleh anaknya tersebut. Di balik progress kecil itu, percayalah mereka sudah melewati proses perjuangan yang sangat tidak mudah.
Rulli Aryanto, pemilik label musik Senada Digital yang memproduksi dan mendistribusikan lagu-lagu Kenneth Trevi mengatakan, label musiknya tersebut merilis lagu-lagu yang mengangkat isu-isu sosial, religius, motivasi, dan edukasi tanpa disengaja, hanya mengalir saja.
Banyak pengalaman yang dilewati untuk jadi pelajaran untuk dirinya pribadi yang selalu ingin ia bagikan ke orang lain.
Sebagai seorang penulis lagu dan sekaligus produser, Rulli Aryanto gelisah melihat banyaknya kejadian bullying di Tanah Air.
Rulli Aryanto menulis lagu Anti Bully yang dinyanyikan Kenneth Trevi bersama Ryu Aliester dan Miben Voice. Juga ada lagu Jangan Bully yang juga ia tulis sendiri untuk dinyanyikan Kenneth Trevi. (Muhammad Fadhli)
Editor Iman NR