Lingkungan

Resahkan Warga, Ular Piton Sepanjang 4 M Ditangkap di Pengayoman

Akhirnya ular piton sepanjang empat meter ditemukan di RT 005/RW 012, Perumahan Pengayoman, Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, Rabu (18/8/2021), pukul 06.00 WIB. Warga perumahan itu sempat mencari ular tersebut karena beberapakali penghuni perumahan melihat ular tersebut.

Warga di lingkungan perumahanr sudah mencurigai adanya ular di pemukiman, karena sempat beberapa kali terlihat oleh penghuni perumahan. “Sudah beberapa kali warga yang melihat keberadaan ular tersebut, tukang bangunan kemarin sempat melihat tapi pas dicari hilang,”ujar R Ahmad Bagus, Ketua RT 005.

Kata Bagus, warga sudah beberapa kali berinisiatif mencari ular tersebut karena khawatir membuat takut warga dan menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun karena keterbatasan, ular tersebut belum ditemukan warga, yang akhirnya memanggil petugas BPBD Kota Tangerang.

Sementara, Ketua RW 012 Ujat Sujadi menambahkan, keberadaan ular itu sudah meresahkan warga sejak beberapa hari ini lantaran sempat terlihat penampakannya oleh dua warga, Puji dan Nofan.

“Kami kemarin sudah sempat meminta petugas keamanan untuk mencari ular, namun tidak ketemu dan baru pagi ini sekitar jam enam ketemu. Ini besar dan panjang, sudah bisa makan orok,”ujarnya.

Ia menceritakn, posisi ular saat ditemukan ada di bawah got di jalan Pidana Raya di depan salah satu rumah milik warga. Dengan sigap petugas dari BPBD Kota Tangerang berhasil mengamankan ular piton dengan panjang 4 meter itu dengan menggunakan peralatan sederhana.

“Habis ditemukan tadi langsung diamankan oleh petugas, Alhamdulillah akhirnya warga bisa kembali tenang,”tandasnya.

Menurut id.wikipedia, Ular Piton dikenal dengan sebutan Sanca adalah sebutan umum untuk semua jenis ular pembelit yang diklasifikasikan sebagai familia Pythonidae. Sanca tersebar luas di daerah beriklim panas dan tropis Afrika, Asia, dan Australia. Salah satu spesies sanca, yaitu sanca kembang (Malayopython reticulatus) merupakan ular terpanjang di dunia.

Sanca tersebar luas di Afrika Sub-Sahara, Nepal, India, Sri Lanka, Myanmar, Tiongkok selatan, Asia Tenggara, serta dari Filipina ke selatan hingga Indonesia, Papua Nugini, dan Australia. Di Amerika Serikat, terdapat populasi terintroduksi dari sanca bodo (Python bivittatus) yang menjadi spesies invasif semenjak akhir tahun 1990-an.

Sebagian besar spesies sanca adalah predator penyergap. Biasanya ular ini tidak bergerak dalam posisi menyamarkan diri (kamuflase), kemudian menyerang mangsa yang lewat secara tiba-tiba. Serangan sanca pada manusia, meskipun diketahui pernah terjadi, sangat jarang. Namun dapat terjadi jika sanca tersebut merasa terancam.

Sanca menggunakan giginya yang tajam, melengkung ke belakang, empat baris di rahang atas, dua di bawah, untuk menangkap mangsa. Mangsa itu dibunuh dengan lilitan (constriction). Sanca dengan cepat membalutkan sejumlah lilitan di sekelilingnya.

Kematian terjadi terutama karena berhentinya detak jantung. Namun tujuan yang sebenarnya dari lilitan tersebut adalah untuk menekan saluran darah yang menuju ke otak, agar darah yang menuju ke otak terhenti dan mangsa menjadi lemas. (Repoter: Eky Fajrin / Editor: IN Rosyadi)

Back to top button