News

RSAW: Rumah Sakit Mata Pertama di Asia Berbasis Wakaf

Rumah Sakit Mata Achmad Wardi (RSAW) BWI – Dompet Dhuafa, sebuah rumah sakit mata pertama di Asia yang berbasis wakaf, telah beberapa kali sukses menggelar program bakti sosial dengan fokus pada penanganan penyakit katarak.

Hal itu menjadi ketertarikan bagi para peserta voluntrip (volunteer-trip) yang terdiri dari influencer, blogger, dan media untuk mengunjungi langsung RSAW yang berlokasi di Lontarbaru, Kota Serang, serta lokasi bakti sosial di Pulau Panjang, yang berlangsung pada 18-19 Oktober 2024.

Dalam kunjungan ini, sebanyak 25 peserta diajak untuk melihat langsung proses pelayanan kesehatan mata yang diberikan RSAW, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.

Salah satu program unggulan rumah sakit mata berbasis wakaf ini adalah operasi katarak gratis yang rutin dilakukan setiap hari, termasuk pada akhir pekan.

Tiba di RSAW, para peserta kunjungan bertajuk “Jelajah dengan Hati: Small Act, Big Impact” itu memulai kegiatan dengan sesi berbagi bersama dr. Pradipta Suarsyaf selaku Direktur RSAW, dan Prima Hadi Putra selaku Kepala Lembaga Pengembangan Investasi Wakaf (LPIW) Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa ingin mengajak para peserta untuk memulai hal kecil yang bisa berdampak besa

Dalam sesi tersebut, Prima Hadi Putra menjelaskan bahwa RSAW adalah rumah sakit mata pertama di Asia yang berbasis wakaf.

Rumah sakit ini dibangun dengan memanfaatkan dana wakaf dari para wakif Dompet Dhuafa dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Baginya, wakaf adalah ibadah ultimate. Prima menekankan, Dompet Dhuafa dalam mengelola wakaf dengan pendekatan dua hal, yaitu sosial dan komersial secara produktif.

“Tentu saja kita berharap agar ibadah spesial ini banyak dipahami oleh masyarakat. Walaupun dengan nominal yang kecil, mungkin hanya seharga segelas kopi saja, namun manfaatnya sangat besar dan terus mengalir abadi,” ujar Prima.

dr Pradipta menambahkan, bahwa RSAW adalah yang pertama di dunia dalam kategori ini dan kini memiliki berbagai layanan unggulan, di antaranya Katarak Center, Retina Center, dan Glaukoma Center, Infeksi dan Imunologi Center.

Tiga layanan terakhir merupakan satu-satunya layanan mata yang ada di banten. Dengan memanfaatkan surplus wakaf yang diperoleh, RSAW mampu memberikan pelayanan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa non-BPJS. Rumah sakit ini telah memiliki ragam fasilitas medis terbaik.

“Alhamdulillah, dari sekian tindakan operasi katarak untuk masyarakat secara gratis, mereka mengaku senang dan sangat terbantu. Kami pun berupaya memuliakan para penerima manfaat dengan memberikan layanan kepada mereka yang terbaik,” jelasnya.

Hadirnya Retina Center, dan Glaukoma Center di RSAW merupakan hasil dari implementasi Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) SW001 pada tahun 2020.

Selain itu juga Dompet Dhuafa banyak menggabungkan instrumen-instrumen dana yang saling dihubungkan, termasuk dana sosial. Dari situlah, maka RSAW mampu semakin banyak menjangkau para pasien yang tidak mampu.

Keunggulan RSAW terletak pada kemampuannya untuk memberikan pelayanan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa yang tidak terdaftar dalam BPJS.

RSAW menyediakan kuota operasi katarak gratis setiap hari, dengan jumlah minimal satu orang, sehingga dalam sebulan bisa melayani 40 hingga 50 pasien dhuafa.

RSAW juga aktif mengadakan aksi bakti sosial di daerah pelosok Banten, yang mencakup skrining katarak bagi warga yang memiliki akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan.

Setelah skrining, RSAW menyediakan layanan operasi gratis dan menanggung biaya transportasi serta akomodasi pasien.

Para peserta kunjungan juga berkesempatan untuk melakukan pemeriksaan mata menggunakan peralatan modern dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis mata.

Keesokan harinya, Sabtu (19/10/2024) pagi, para peserta, tim Dompet Dhuafa, dan RSAW melanjutkan perjalanan ke Pulau Panjang, salah satu lokasi target program bakti sosial.

Perjalanan ini ditempuh dengan perahu dari Pelabuhan Grenyang, Kabupaten Serang dan memakan waktu sekitar 20 menit.

Pulau Panjang, Desa Pulo Panjang, Kecamatan Pulo Ampel, merupakan lokasi di mana pada 14 Agustus 2024, tim RSAW telah melakukan skrining terhadap 60 warga.

Hasilnya, ditemukan 28 orang positif katarak yang membutuhkan operasi segera. Pada 24 September 2024, operasi bagi pasien tersebut berhasil dilakukan, dan kini mereka merasakan perbaikan penglihatan.

Di antara banyaknya kasus katarak di masyarakat pesisir, kata dr. Pradipta, menjadi latar belakang diadakannya skrining dan pengobatan katarak. Masyarakat nelayan, yang setiap hari terpapar sinar UV, berisiko tinggi mengalami gangguan penglihatan.

“Komitmen kami adalah memberantas katarak dan mengurangi risiko kebutaan, terutama di Banten,” ungkapnya.

Dalam kunjungan ini, para peserta juga berkesempatan berinteraksi dengan para penerima manfaat program bakti sosial, mayoritas dari kalangan nelayan yang bergantung pada kesehatan mata untuk mata pencaharian mereka.

Di Pulau Panjang, fasilitas kesehatan terbatas hanya pada Puskesdes, sehingga warga harus melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kunjungan ini tidak hanya menyoroti dedikasi Dompet Dhuafa dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga pentingnya kolaborasi antara sektor wakaf dan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kurang beruntung.

Dompet Dhuafa dan RSAW berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program sosial yang berdampak positif bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu dan mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. (Siaran Pers Dompet Dhuafa)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button