Mozaik

Saat Utsman bin Affan Dibunuh Pemberontak, Dimana Para Sahabat?

Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Utsman bin Affan radhiyallahu anhu dibunuh oleh pemberontak. Terdapat beberapa pendapat terkait alasan mengapa Utsman Radhiyallahu Anhu sampai terbunuh.

Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Utsman bin Muhammad al-Khamis, Pendapat pertama, Utsman Radhiyallahu Anhu sendirilah yang memerintahkan mereka (sahabat) untuk tidak melakukan perlawanan. Ia memerintahkan mereka untuk menyarungkan pedang dan melarang mereka berperang. Ia berserah diri kepada qadha dan qadar Allah Azza wa Jalla.

Apa yang dilakukan Utsman Radhiyallahu Anhu menunjukkan dua hal, Pertama, menunjukkan keberanian Utsman Radhiyallahu Anhu. Kedua, menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Ia mengerti bahwa para pemberontak itu adalah orang-orang Badui yang bodoh dan suka merusak. Menurut pandangannya, jika para Sahabat memerangi mereka, maka kerusakan yang ditimbulkan akan lebih besar dibanding dengan terbunuhnya satu orang saja. Bisa jadi malah menyebabkan terbunuhnya para Sahabat dalam jumlah besar.

Baca:

Melanggar Kehormatan

Dan tentu saja, para pemberontak itu tidak segan-segan melanggar kehormatan dan merampas harta benda. Ia berpikir lebih baik dia sendiri yang terbunuh, dan tidak ada satu Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun yang terbunuh, serta jangan sampai kehormatan kota Madinah, kota Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dikotori.

Pendapat kedua, jumlah Sahabat yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kaum pemberontak, karena ketika itu para Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, terpencar di beberapa tempat,

Pertama, Makkah. Saat itu adalah musim haji. Banyak di antara mereka yang keluar untuk melaksanakan haji. Sehingga, mereka tidak berada di Madinah.

Kedua, di daerah. Sebagian Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tinggal di beberapa daerah. Ada yang menetap di Kufah, Bashrah, Mesir, Syam, dan daerah-daerah lainnya.

Ketiga, di medan jihad. Di antara mereka ada yang sedang berjihad.

Keempat, di Madinah. Mereka yang sedang berada di Madinah pun jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah para pemberontak itu.

Pendapat ketiga, para Sahabat mengirimkan anak-anak mereka untuk melindungi Utsman Radhiyallahu Anhu, namun mereka tidak mengira pengepungan itu akan berujung pada pembunuhan Utsman. Mereka mengira itu sebatas pengepungan dan tindakan anarkis semata, setelah itu para pemberontak itu akan kembali ke negeri mereka.

Mengenai mereka akan berani melakukan pembunuhan terhadap Utsman bin Affan, para Sahabat tidak ada satu pun yang berpikir sampai sejauh itu. Kemungkinan yang paling kuat di antara pendapat-pendapat ini adalah yang pertama, yaitu Utsmanlah yang melarang mereka berperang melawan para pemberontak itu. (republika.co.id / IN Rosyadi)

Artikel ini dikutip utuh dari republika.co.id. Lihat halaman aslilnya KLIK DI SINI.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button