Sekber Relawan Apresiasi Pemprov Banten Batalkan Rekor Muri Tari Massal
Koordinator Sekber Relawan Andra-Dimyati, Agus Yadi menyambut baik keputusan Pemprov Banten untuk membatalkan kegiatan pemecahan rekor MURI untuk Tari Massal. Pembatalan ini sebagai reaksi keberatan masyarakat di kala Banten selatan sedang dilanda banjir.
“Tadi pak Sekdis Dindikbud Lukman menghubungi kami. Setelah mempertimbangkan situasi di selatan Banten yang sedang dilanda banjir, kegiatan Tari Massal di 4 titik dibatalkan. Hanya ada Tari Kolosal di KP3B sebagai bagian dari acara Hari Kesehatan Nasional dan Harvesting BBI BBWI,” kata Agus Yadi.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional merupakan kegiatan yang sudah dianggarkan di Dinas Kesehatan, sedangkan Harvesting BBI BBWI sudah dianggarkan di Dinas Pariwisata Banten.
Sedangkan 3 titik lainnya, yaitu di Lapangan Edu Town Tangerang, Lapangan Uwes Qorni Rangkasbitung dan Stadion Badak Pandeglang tidak ada anggarannya. Sehingga diduga bakal membebani sekolah yang sumbernya dari dana BOS.
“Kami tidak ada masalah jika ada anggaran. Jika tidak, tentu kami bereaksi. Jadi Tari Kolosal di KP3B itu tidak ada masalah, karena bagian dari peringatan Hari Kesehatan. Kami apresiet terhadap Dindibud yang telah membatalkan 3 titik Tari Massal di luar KP3B. Terima kasih telah merespon,” ujar Agus Yadi.
Sebelumnya, Agus Yadi, Koordinator Sekber Relawan Andra-Dimyati meminta Pemprov Banten membatalkan kegiatan pemecahan rekor MURI Tari Massal. Karena diduga ada potensi secara tidak langsung terjadi tindak pidana dana BOS sebesar Rp5 miliar (Baca: Sekber Minta Batalkan Kegiatan Rekor MURI Tari Massal, Berpotensi Korupsi Rp5 Miliar).
“Ada beberapa hal yang menyebabkan kami menolak kegiatan pemecahan rekor MURI Tari Massal itu. Paling utama, tidak ada biaya dari Pemprov Banten untuk mobilisasi siswa-siswi SMA/SMK yang jadi peserta Tari Massal. Sehingga dana BOS jadi sasaran pembiayaan,” kata Agus Yadi, Selasa (10/12/2024).
Menurut Agus Yadi, sebanyak 24 ribu siswa-siswi SMA/SMK se-Banten akan dikerahkan ke 4 titik lokasi Tari Massal.
Lokasi itu Lapangan Edu Town Arena di Tangerang, Lapangan Uwes Qorni Rangkasbitung di Lebak, Stadion Badak di Pandeglang dan Lapangan Upacara Kantor Gubernur Banten.
Pengerahan 24 ribu siswa-siswi itu tentu butuh transportasi dan makan minum. Selain itu, tentunya seragam tari untuk memecahkan rekor MURI tersebut.
Kata Yadi, beberapa kepala sekolah mengeluh, karena sewa seragam tari itu berkisar Rp100-Rp400 ribu. Sementara jumlah siswa yang harus dikirim mulai dari 10 orang hingga 100 orang. Tergantung jauh dekatnya dari lokasi tari.
“Kebayang kebagian 100 orang, kali Rp200 ribu sewa seragam, sudah Rp20 juta. Duit darimana kepala sekolah? Gajinya juga enggak segitu. Pasti ngambil dari sekolah. Artinya ngambil dari dana BOS. Kalau ngambil dari siswa, kena pungli nantinya,” ungkap Agus Yadi. (Ucu Nur Arif Jauhar)