Olahraga

Ulasan Soal Zidane Kembali Melatih Real Madrid

“I am come back”. Begitu salah satu meme yang beredar di nitizen menanggapi kembalinya Zinedine Zidane kembali menjadi pelatih Real Madrid setelah kemundurannya selama 10 bulang dari klub raksasa Spanyol itu.

Mantan pemain tim nasional Prancis itu menggantikan Santiago Solari, yang dipecat setelah kurang dari lima bulan menangani Los Blancos—julukan Real Madrid.

Zidane sepakat mengasuh Sergio Ramos dan kawan-kawan hingga 2022 mendatang. Real kini berada pada peringkat tiga di La Liga, 12 poin di bawah pemuncak klasemen, FC Barcelona.

“Manajer terbaik di dunia telah bergabung kembali dengan klub. Takdir kami berpadu sekali lagi,” kata Presiden Real Madrid, Florentino Perez.

Namun, di tangan pria berjuluk Zizou itu, bagaimana nasib Real Madrid ke depan? Dan bagaimana situasi di tubuh klub tersebut? Mari simak kolom Guillem Balague, pembawa acara Football Daily yang disiarkan BBC Radio 5 Live.

Berselang 10 bulan setelah mengatakan kepada Real Madrid: “Saya akan bertahan, namun jika Anda tidak mau mengikuti kepemimpinan saya, saya lebih baik pergi”, Zinedine Zidane kembali menduduki kursi panas di Stadion Santiago Bernabeu. Saat dia hengkang, Real Madrid telah memenangi tiga gelar Liga Champions secara berturut-turut dan sebuah gelar juara La Liga.

Kini, dia kembali ke sebuah klub yang tidak jelas arahnya, sebuah klub tanpa gelar musim ini dan hanya bertarung memperebutkan posisi kualifikasi Liga Champions musim depan dan harga diri. Faktanya, musim depan dimulai pada Selasa (12/3/2019), tatkala dia menangani sesi latihan pertamanya.

Zidane mengucap salam perpisahan 283 hari lalu, dengan berkata: “Inilah saatnya dan yang terbaik untuk semua pihak.”

Baca: Lagi Barcelona Permalukan Real Madrid Di Kandangnya 1-0

Dia merupakan manajer ketiga Real Madrid musim ini setelah Julen Lopetegui—yang hanya bertahan sampai 29 Oktober dan Santiago Solari, yang kurang dari sepekan lalu mengalami kekalahan dalam skala besar. Bahkan, enam hari tersebut mungkin adalah enam hari terburuk sepanjang sejarah klub Real Madrid.

Antara Rabu (27/2) dan Selasa (5/3), klub itu tersingkir dari Copa del Rey akibat kekalahan dari FC Barcelona, kehilangan peluang berburu gelar juara La Liga setelah ditundukkan FC Barcelona, dan tersisih dari Liga Champions seusai dipermalukan Ajax 1-4 (skor agregat 3-5) di Stadion Santiago Bernabeu. Kemenangan 4-1 atas Real Valladolid pada Minggu (10/3) tidak cukup menyelamatkan Solari. Sebelum pertandingan dimulai, manajemen klub bahkan sudah mempersiapkan penggantinya.

Zidane hengkang musim lalu karena dia berdalih bahwa tim asuhannya “harus terus menang dan agar hal itu terus berlanjut perlu perubahan”.

Dia menambahkan: “Saya adalah pemenang, saya tidak suka kalah. Jika saya tidak bisa melihat segala hal dengan jelas seperti yang saya inginkan dan kami tidak akan terus menang, lebih baik tidak meneruskan dan tidak membuat keributan”.

Untuk dapat menarik Zizou kembali, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, berjanji kepada pria asal Prancis itu bahwa dia akan dapat menentukan keputusan-keputusan besar bagi tim. Jika Perez tidak mengucapkan janji semacam itu, kembalinya Zidane ke El Real bisa dibilang mustahil.

Bagi sebagian orang, seperti Gareth Bale, ini adalah berita buruk. Pemain asal Wales itu tidak akur dengan Zidane.

Manakala Bale memerlukan seseorang mengatakan kepadanya bahwa dia tak hanya pemain bagus, tapi salah satu pemain terbaik di dunia, Zidane justru tak berkata sepatah kata pun.

Hubungan antara Bale dan Zidane runyam saat musim 2017-2018 rampung. Pada akhir pertandingan final Liga Champions musim lalu, Bale mengatakan kepada publik bahwa dirinya sedang mempertimbangkan masa depannya bersama Real Madrid.

Zidane tidak ingin berurusan dengan Bale, tapi tidak mudah menyingkirkannya. Gelandang itu akan berusia 30 tahun, lalu siapa yang mau membayar uang transfer sebesar 75 juta euro (Rp1,2 triliun) dan gaji 12 juta euro (Rp193 miliar) untuknya?

Direktur Tottenham Hotspur, Daniel Levy, mencoba mendatangkan Bale dengan status pinjaman selama satu tahun dan bayaran per pekan yang tidak seberapa banyak. Proposal itu tidak sampai ke manajemen Real Madrid karena semua orang tahu apa jawaban mereka.

Bale boleh jadi patah arang, tidak mampu menemukan hasrat untuk mencapai taraf yang bisa dia gapai. Dia memerlukan seseorang untuk memotivasinya. Zidane bukanlah orang tersebut. Namun, jika tak seorang pun mampu merekrut Bale, Zidane kemungkinan bakal menukar Bale dengan pemain lain yang punya potensi memenangkan pertandingan.

Ini bisa jadi kabar baik untuk Eden Hazard, dan sebaliknya kabar buruk bagi Chelsea. Hazard tidak merahasiakan niatnya untuk bergabung dengan Real Madrid di bawah arahan Zidane.

Real Madrid juga mungkin akan mencoba menukar Bale dengan pemain Tottenham, Christian Eriksen. Masalahnya, Spurs tidak mampu menggaji Bale dan sejauh ini pemain Wales itu tidak bersedia mengurangi jumlah gajinya.

Target Zidane lainnya adalah duo punggawa Paris Saint Germain, Neymar dan Kylian Mbappe. Meski PSG berkali-kali menolak menjual keduanya, ditambah hasrat Zidane mendatangkan Eden Hazard, mungkin khalayak penikmat sepak bola dapat menyaksikan bukti kuatnya pengaruh Zidane musim depan.

Insiden di kamar ganti

Bagaimana Real Madrid berada dalam situasi ini?

Kapten Sergio Ramos tidak berlaga dalam pertandingan putaran kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Ajax. Namun, seusai laga, dia tampak jauh lebih berperan ketimbang semua pemain Real yang bertanding malam itu.

Bagi seorang pria yang mengakui membuat kesalahan dengan sengaja mendapat kartu kuning pada pertandingan putaran pertama di Amsterdam agar bisa bertanding di pertandingan perempat final-namun akhirnya gagal total-peranan Ramos sebagai pahlawan di Bernabeu usai laga melawan Ajax mungkin awalnya dianggap tidak mungkin.

Ini yang sebenarnya terjadi.

Sudah menjadi tradisi presiden klub, Florentino Perez, untuk mengunjungi kamar ganti setelah pertandingan kandang berakhir. Setelah Real Madrid kalah melawan Ajax, kedatangannya kali itu jelas bukan untuk memberi ucapan selamat. Sergio Ramos tidak bermain pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Ajax karena dia dengan sengaja melakukan pelanggaran untuk mendapatkan kartu kuning.

Sumber-sumber mengatakan bahwa Perez amat berang kepada para pemainnya, menuduh mereka kurang profesional, cuti terlalu lama, dan intinya menyalahkan mereka atas situasi klub yang parah.

Satu-satunya pemain yang angkat suara adalah Ramos. Diperoleh laporan terpercaya bahwa lebih dari semenit atau dua menit, Ramos mengatakan kepada Perez bahwa jika dia ingin seseorang untuk disalahkan atas nasib klub, dia harus menatap diri pada cermin. Ramos, menurut sumber tersebut, mengakui klub dalam keadaan sakit kemudian menuding Perez malah membunuh ketimbang menyembuhkannya.

Perez membalas ucapan Ramos dengan mengatakan dia akan disingkirkan. Ramos lalu menanggapinya dengan perkataan yang mirip “tunjukkan uangnya dan saya akan pergi”.

Ini bukan pertama kalinya kedua sosok tersebut tidak akur. Ramos diketahui pernah meminta pembaruan kontrak, namun nihil.

Perez telah mengatakan kepada manajer sebelumnya bahwa Ramos hendak disingkirkan dan tidak memberinya pembaruan kontrak tampak menjadi jalan keluar. Lalu ketika Manchester United datang mendekati untuk merekrut Ramos, kedua pria itu baru menyadari mereka saling memerlukan dan pembaruan kontrak ditandatangani.

Sejak perseteruan di kamar ganti, Ramos dan Perez telah berbincang kembali. Namun, tidak ada yang menyangkal bahwa Real Madrid mengalami krisis dan pada saat itulah mereka meminta Zidane menertibkan situasi. Reaksi para pendukung Real Madrid menyaksikan klub kesayangan mereka tersingkir dari Liga Champions

Bagaimana kans bisnis Real Madrid?

Bagi sebuah klub yang memenangi dua gelar La Liga selama 10 tahun terakhir dan diwarnai kejayaan dalam tiga musim terakhir Liga Champions, tidak bisa dipungkiri Real Madrid sedang mengalami krisis keuangan. Perlu dicatat bahwa pemain bintang terakhir yang direkrut klub tersebut adalah James Rodriguez pada 2014.

Karena itu, menarik disaksikan arah mana yang akan ditempuh Zidane baik di lapangan rumput maupun di bursa transfer. Jika janji Perez dapat dipegang, Zidane punya kebebasan menentukan pemain yang akan direkrut dan yang akan disingkirkan.

Isco memainkan laga-laga terbaiknya di bawah arahan Zidane, tapi manajemen klub mendukung Solari dalam memberi sanksi kepada Isco menyusul masalah-masalah kedisiplinan. Mari kita saksikan bagaimana Zidane menangani hal ini.

Metode kebebasan yang dia anut dalam mengarahkan para pemain jelas disukai mereka. Ditambah oleh fakta bahwa dia akan mendapat dana untuk membeli pemain-pemain top, Zidane akan punya kekuatan untuk menciptakan tim sekehendaknya.

Bagaimanapun, Real merasa tidak dapat menandingi besaran gaji seperti yang ditawarkan Manchester City atau PSG. Jika itu terjadi, para pemain bergaji tinggi yang tengah membela Real juga akan mau gaji mereka dinaikkan.

Kontrak dengan Adidas dan Fly Emirates akan memastikan Real Madrid mendapat 125 juta euro per tahun dan pembangunan ulang stadion, menurut prediksi Perez, akan mendatangkan 150 juta euro tambahan per tahun pada empat tahun mendatang. (IN Rosyadi/Dirangkum dari BBC Indonesia)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button