Wabup Tangerang Sesalkan Perselisihan Opang dengan Taksi Online
Wakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah menyesalkan perselisihan antara ojek pangkalan atau Opang dengan taksi online yang terjadi di Kawasan Stasiun Tigaraksa, Desa Cikasungka, Kecmatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Sebab pada akhirnya yang menjadi korban atas perselisihan kedua jenis moda angkutan adalah masyarakat umum yang menggunakan kedua jenis angkutan tersebut.
Pihak kepolisian, dalam hal ini sudah turun tangan untuk memediasi dan klarifikasi dari kedua belah pihak. Ada beberapa keterangan yang diutarakan oleh opang serta pengemudi online hingga pada akhirnya situasi perselisihan itu mereda.
“Kami pemerintah daerah sudah langsung kordinasi dengan Polres untuk penanganan hukum,” ucap Intan saat dikonfirmasi, Senin (28/7/2025).
Ia mengatakan setelah adanya perselisihan antara opang dan dan taksi online hingga viral di media sosial (medaos) tersebut, kini sudah ditangani oleh pihak penegak kepolisian. Sementara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akan melakukan pembinaan terhadap pengemudi opang yang ada di daerahnya itu.
“Kami juga sudah mengarahkan Dishub dan camat melakukan pembinaan kepada opang,” ujarnya.
Untuk solusi dalam perselisihan ini, pihaknya akan mengeluarkan kebijakan atau aturan terkait dengan zona atau wilayah transportasi, baik itu bagi transportasi online maupun pangkalan.
“Pak Bupati sudah menyiapkan kebijakan-kebijakan kaitan dengan transportasi di Kabupaten Tangerang, namun saat ini kami perlu penelitian dan kajian lebih mendalam,” katanya.
Dalam hal ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang, Polda Banten, telah memediasi dan menangani perselisihan antara opang dan taksi online tersebut. Bahkan sudah mengamankan sebanyak tiga orang opang yang terlibat dalam insiden penghadangan penumpang dan pengemudi taksi.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah menyampaikan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman dan penelitian lebih lanjut guna mengungkap fakta dari perselisihan antara opang dan taksi online.
“Saat ini kami sedang dalam proses penyelidikan, Insya Allah nanti yang terbaik kita upayakan agar intinya jangan sampai terjadi kembali. Dan saya mohon bersabar, menarik diri jangan termakan hasutan apapun sekecil apapun, serahkan kepada pihak kami kepolisian untuk menanganinya,” ucap Indra.
Dari hasil klarifikasi dan mediasi dari insiden yang terjadi di kedua belah pihak ditemukan titik terang bahwa permasalahan itu dipicu atas perselisihan dan miskomunikasi terkait zona penarikan penumpang.
“Ada selisih kepahaman antara teman-teman dari ojek pangkalan dengan pihak dari driver online, dan saat ini kita mediasi teman-teman yang terlibat,” katanya.
Sebelumnya beredar video di medsos yang menampilkan beberapa pengemudi ojek pangkalan menghadang taksi online di Stasiun Tigaraksa pada Jumat (25/7) lalu. Dalam rekaman itu sejumlah ojek pangkalan memaksa menurunkan penumpang ibu dan balita di tengah jalan dalam kondisi hujan.
Bahkan mereka sempat terlihat mengancam dengan akan merusak kendaraan taksi online memakai batu yang ada di lokasi. Atas kejadian tersebut, pengemudi taksi oline itu terpaksa menurunkan penumpangnya di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Para ojek pangkalan berdalih bahwa aksi yang dilakukan merupakan tindakan tegas terhadap taksi online yang melanggar wilayah zona penjemputan penumpang. (Pewarta : Azmi Syamsul Ma’arif – LKBN Antara)






