Zulkifli Hasan Banjir Kritikan: Penghambat Kemajuan Bangsa
Usai Tom Lembong terjerat kasus korupsi gula impor, netizen langsung menyoroti sosok Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan di kabinet Prabowo, Zulkifli Hasan.
Bukan tanpa alasan, netizen mengkritk tajam terkait rencana penambahan kouta impor beras sebanyak 1 juta ton yang diklaim untuk menambah kebutuhan cadangan beras di Indonesia.
Dalam sebuah akun cuitan di X (Twitter), netizen dengan akun @hnirankara menilai Zulkifli Hasan merupakan sosok yang menghambat kemajuan bangsa senada soal kebijakan impor berasnya itu.
“Kalau boleh berkata, Zulkifli Hasan ini sosok yang menghambat kemajuan bangsa,” katanya.
“Bagaimana tidak? Saat dia menjabat sebagai Menteri Perdagangan, banyak sekali impor yang dilakukan oleh Indonesia, salah satunya soal beras,” katanya menambahkan.
Selain itu, ada sosok netizen menyoroti juga soal rencana impor beras yang dilakukan oleh Menko Pangan RI itu.
Akun X @MasBRO_Back, pada Rabu (30/10/2024), menyebut bahwa Indonesia sudah punya semuanya, jadi tidak perlu untuk impor beras.
“Stop impor beras! Kita ini semuanya punya. Nyatanya malah neken kontrak impor, sama dong seperti impor gula?”jelasnya.
Bahkan, dia pun mengeluhkan soal kebijakan impor yang dinilai membuat bertambah di Kementerian Perdagangan itu.
“Menteri Perdagangan, mulai dari Tom Lembong hingga Zulkifli Hasan impornya ini semakin bertambah. Nah Zulhas hingga tiga kali lipat. Yakin selain mereka, gaada Mendag lainnya yang korupsi?” tegasnya.
Soal Rencana Impor Beras Menko Pangan RI
Sebelumnya, Menko Pangan RI sempat melontarkan bahwa pemerintah mempunyai rencana untuk menambah kouta impor beras sebanyak 1 juta ton agar menambah kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
“Iya memang, kita ini terutang, harusnya kita impor 1 juta ton beras lagi. Tapi karena awalnya India sudah melarang, jadi pakai skema business to business,” tutur Zulhas di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Pemerintah juga telah menetapkan rencana impor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun 2024.
Sedangkan, realisasi impor pada periode Januari – Agustus 2024, dilaporkan sebanyak 2,9 juta ton.
Sementara periode September – Desember 2024, akan ada rencana pemerintah RI untuk mengimpor sebanyak 1,5 juta ton.
Editor: Abdul Hadi