Tak Sama, Ini Bedanya Matcha dan Green Tea Menurut Pakar

Matcha dan green tea (teh hijau) sering kali dianggap sama karena berasal dari tanaman yang sama, yakni Camellia sinensis.
Namun, para ahli menjelaskan bahwa keduanya memiliki perbedaan signifikan, baik dari segi proses pengolahan, kandungan nutrisi, maupun cara penyajian.
Menurut ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr. Ratna Puspita, perbedaan utama terletak pada cara pengolahan.
“Green tea dibuat dengan cara mengeringkan daun teh dan menyeduhnya seperti teh biasa. Sedangkan matcha adalah bubuk halus dari daun teh hijau yang digiling dan dikonsumsi secara utuh,” ujarnya, Kamis (22/5), dikutip dari berbagai media.
Karena dikonsumsi secara utuh, matcha mengandung konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan green tea.
“Matcha mengandung lebih banyak antioksidan, terutama katekin seperti EGCG (epigallocatechin gallate), yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antikanker,” jelas dr. Ratna.
Ahli teh dari Asosiasi Teh Indonesia, Budi Santosa, juga menambahkan bahwa proses penanaman matcha dilakukan secara khusus.
“Sebelum dipanen, tanaman teh untuk matcha ditutup dari sinar matahari selama 20–30 hari. Ini meningkatkan kadar klorofil dan asam amino, terutama L-theanine, yang membuat rasa matcha lebih umami dan lembut,” terangnya.
Sementara itu, green tea yang tidak melalui proses penaungan memiliki rasa yang lebih ringan dan cenderung pahit.
Kadar kafein dalam matcha juga lebih tinggi karena seluruh daun dikonsumsi, sehingga memberikan efek energi yang lebih kuat dibandingkan dengan secangkir green tea biasa.
Dari sisi penyajian, green tea cukup diseduh dengan air panas, sedangkan matcha perlu diaduk dengan alat khusus bernama chasen (pengocok bambu) agar bubuknya larut merata.
“Itulah mengapa matcha cenderung lebih mahal dan sering digunakan dalam upacara minum teh tradisional di Jepang,” kata Budi.
Para ahli sepakat bahwa baik matcha maupun green tea sama-sama bermanfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi secara moderat.
Pilihan antara keduanya dapat disesuaikan dengan preferensi rasa dan kebutuhan individu.
Dengan pemahaman ini, masyarakat diharapkan bisa lebih bijak dalam memilih jenis teh hijau yang sesuai dengan gaya hidup dan manfaat kesehatan yang diinginkan.
Editor: Abdul Hadi