265 Pekerja Migran Indonesia Asal Lebak Diberangkatkan ke 12 Negara
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker ) Kabupaten Lebak, Banten memberangkatkan sebanyak 265 orang pekerja migran Indonesia dari periode Januari sampai pertengahan Oktober 2025 untuk 12 negara di Benua Asia dan Eropa.
“Kami berharap pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja ke luar negeri itu dapat mengurangi angka pengangguran di daerah ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnaker Kabupaten Lebak Rully Charuliyanto di Lebak, Selasa (28/10/2025).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak bekerja sama dengan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang mengantongi izin dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk menyerap lapangan pekerjaan ke luar negeri tersebut.
Bahkan, pemerintah daerah belum lama ini mengelar bursa kerja untuk luar negeri dalam upaya mengurangi pengangguran, karena minat warga Kabupaten Lebak untuk menjadi pekerja migran cukup tinggi dan terbukti dari Januari sampai pertengahan Oktober 2025 sebanyak 265 orang.
Pekerja migran itu diberangkatkan ke 12 negara di benua asia dan Eropa antara lain Arab Saudi, Taiwan, Singapura, Malaysia, Jepang, Turki, Hong Kong, Brunei, Kuwait, Korsel, Qatar, dan Bulgaria.
Pekerja migran asal Lebak itu bekerja di sektor formal, seperti perawat bayi, lansia, perawat rumah sakit, salon aksesoris kendaraan, penjaga toko, pabrik, perbengkelan dan petugas pengamanan (satpam).
“Para tenaga kerja migran itu tamatan SMP sampai sarjana (S-1),” katanya.
Ia mengatakan para pekerja sebelum diberangkatkan ke berbagai negara tersebut sudah memiliki kompetensi di bidangnya sesuai kebutuhan tenaga kerja di negara penempatan.
Disamping itu juga mereka sudah mampu menguasai bahasa negara yang dituju.
“Kami minta semua tenaga pekerja ke luar negeri memiliki kemampuan bahasa dan kompetensi serta sertifikasi sesuai permintaan dari negara itu,” katanya.
Siti Samsiah (25), warga Sajira Kabupaten Lebak, mengatakan dirinya bekerja di Arab Saudi sebagai perawat lansia dengan kontrak kerja selama 3 tahun.
“Saya bekerja ke luar negeri ingin mengubah nasib dan hasil gaji saya selain juga untuk membantu ekonomi orang tua dan adik yang masih kuliah di perguruan tinggi,” katanya. (Pewarta : Mansyur Suryana – LKBN Antara)






