Meski Banyak Industri Kimia, Cilegon Belum Punya Laboratorium Terakreditasi
Kota Cilegon belum memiliki laboratorium yang terakreditasi, meski kota ini memiliki 80 persen industri kimia nasional berada di kota ini. Demikian menurut catatan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Sampai saat ini belum ada laboratorium lingkungan yang sudah terakreditasi. Harusnya sudah punya,” ujar Kepala Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL), Herman Hermawan saat ditemui di salah satu hotel, di Kota Serang. Rabu (2/10/2019).
Ia mengaku, pihaknya telah mendorong Pemkot Cilegon untuk dapat memiliki laboratorium yang sudah terakrediatasi. Bahkan dengan litbang pusat labolatorium lingkungan KLHK RI pihaknya mendorong daerah Kota Cilegon dan Kota Serang agar memiliki labolatorium.
Lanjut dia, karena provinsi Banten merupakan daerah yang sangat strategis menjadi salah satu tujuan investasi nasional. Maka akan sangat penting apabila memiliki labolatorium yang sudah terakreditasi. Herman menilai, apabila kondisi lingkungan di Banten sudah tidak bisa dikendalikan, maka Banten dapat dibilang tidak lagi akan nyaman sebagai kawasan huni.
Baca:
- Pasokan Listrik Ke Industri di Cilegon Belum Normal
- Ditunda, Kegiatan Millenial Road Safety Festival di Kawasan Industri Cikande
- Ssst … Ada Pabrik Miras di Kawasan Industri Modern Cikande Resahkan Warga
Degradasi Lingkungan
“Ini berimplikasi terhadap degradasi lingkungan, dengan ruang yang sangat terbatas atau dengan luas 8.651,2 kilometer persegi. Ketika ini menjadi tujuan investasi, maka dampanya ini degradasi lingkungan. Gak nyaman untuk dihuni, karena sudah tercemar,” katanya.
Menurut dia meski konsekuensi berdirinya industri akan berdampak pada penurunan kualitas lingkung, potensi pecemparan lingkungan harus dapat dicegah serta kendalikan.
“Kita minimalisasi sekecil-kecilnya. Jadi kita berharap adanya labolatirium lingkungan ini, manfaat adanya industri lebih besar ketimbang mudaratnya,” ungkapnya.
Dia menuturkan, daerah yang sudah memiliki labolatorium lingkungan terakreditasi, tentunya bergantung pada kebijakan Pemerintah Daerah. Karena pihaknya dalam hal ini hanya dapat mendorong Pemda agar mengalokasikan anggaran yang memadai untuk perkembangan labolatorium.
“Kita harus mendukung daya dukung dan daya tampung ruang ini, agar tetap dapat dikendalikan,” katanya.
Pemkot Serang akui belum memiliki labolatorium lingkungan yang sudah sudah terakreditasi. Hal itu dikatakan Walikota Serang, Syafrudin saat ditemui Puskesmas Kasemen, Kota Serang. Rabu (2/10/2019).
Syafrudin mengatakan, Pemkot Serang dalam hal ini telah mengupayakan akreditasi sarana dan prasarana laboratorium lingkungan hidup dari tahun kemarin. Ia mengaku, kendala yag dihadapi Pemkot Serang memang dalam hal anggaran.
“Ditahun 2020 ini kami akan upayakan labolatorium terakreditasi,” ucapnya.
Syafrudin mewacanakan, pada anggaran murni 2020, pihaknyanakan mengalokasikan anggaran untuk kendaraan laboratorium sebesar 1,5 Miliar. “Kita akan musyawarahkan, mudah-mudahanan tahun 2020 bisa dianggarkan,” katanya.
Ia berharap dengan sudah memiliki kendaraan tersebut keadaan udara, air dan lainnya langsung bisa diperiksa. Sehingga hasil uji lab dapat langsung ditunjukan, dan pengambilan kebijakan pun tidak akan membutuhkan waktu yang lama manakala sudah memiliki data yang tepat. (Sofi Mahalali)